Jumat, 13 November 2015

makalah pendidikan kehidupan keluarga



PENDIDIKAN KEHIDUPAN KELUARGA


Mata Kuliah    : Konsep Dasar IPA 2
Kode / SKS      : KPD612202 / 2 SKS
Dosen Pengampu : Dr.Sowiyah,M.Pd.


Disusun oleh:
Kelompok 4
Semester III A
Chatarina Linda Erlita                 1413053025
Dian Enggal Prasetyo                    1413053034
Faizatur Rokhmah                         1413053048
Febri Puspitaningrum                    1413053049






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015


                                                      



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pendidikan Kehidupan Keluarga”.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami tidak lupa untuk menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam menyeleaikan makalah ini.
1.        Dr.Sowiyah,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar IPA 2.
2.        Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Itu
semua karena keterbatasan kami. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat.





                                                                                    Metro, November 2015


`                                                          

                                                                                    Penulis








DAFTAR ISI

          halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB III PENUTUP. 36


BAB 1

PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

 Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Reproduksi merupakan bagian dari ilmu faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti manusia tersebut masih dapat bertahan hidup. Reproduksi merupakan satu masalah yang dibahas oleh manusia, dari permulaan dan juga dalam perinci-perinciannya. Untuk memahami mekanisme reproduksi yang kompleks orang harus mengetahui anatomi , dan juga fungsi dari organ reproduksi, reproduksi juga merupakan sesuatu untuk menghasilkan keturunan. Dimana keturunan dihasilkan melalui proses perkawinan, dalam proses tersebut individu baru lahir dengan memiliki pewarisan sifat dari orang tuanya atau gen dari orang tuanya.
Salah satu teori sel mengatakan bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup. Artinya adalah bahwa sel merupakan satuan yang di dalamnya terkandung bahan-bahan atau materi yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat dari induk kepada keturunanya. Unit-unit hereditas di dalam sel dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari induk kepada keturunannya disebut gen.
Selama di dunia ini masih ada individu atau manusia maka masih akan terus terjadi reproduksi dan lahir individu-idividu baru dan itu akan bertambah terus menerus jumlahnya, oleh sebab itu pemerintah mencetuskan program keluarga berencana yang bertujuan untuk mengatur atau menjarangkan kelahiran agar pertambahan penduduk tidak terlalu pesat. Karena pertumbuhan yang terlalu pesat juga akan mempengaruhi kesejahteraan suatu keluarga dan bangsa. Dari materi reproduksi , genetika dan keluarga berencana sangatlah berhubungan dan dalam makalah ini akan di jelaskan ketiga materi tersebut secara lebih dalam.

1.2    Rumusan Masalah

Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis mengambil perumusan masalah yaitu
  1. Bagaimanakah struktur dan fungsi organ reprodusi laki-laki dan perempuan?
  2. Bagaimanakah proses pembentukan sperma dan sel telur?
  3. Bagaimana proses menstruasi yang terjadi pada perempuan?
  4. Apa saja penyimpangan perilaku seksual?
  5. Apa saja penyakit yang dapat menyerang organ reproduksi?
  6. Bagaimanakah proses penurunan sifat pada manusia?
  7. Bagaimanakah pendidikan keluarga sejahtera dan bahagia di Indonesia?

1.3    Tujuan Penelitian

1.    Mengetahui dan memahami struktur dan fungsi oragan reprodusi laki-laki dan perempuan.
2.    Menjelaskan, mengetahui dan  memahami proses pembentukan sperma dan sel telur.
3.    Mengetahui dan memahami proses menstruasi yang terjadi pada perempuan.
4.    Menjelaskan, memahami, serta dapat menyebutkan penyimpangan perilaku seksual.
5.    Menjelaskan, memahami, serta dapat menyebutkan penyakit yang dapat menyerang organ reproduksi.
6.    Mengetahui dan memahami proses penurunan sifat pada manusia.
7.    Mengetahui dan memahami pendidikan keluarga sejahtera dan bahagia di Indonesia.








BAB II

TINJAUAN PUSTAKA



2.1    Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Manusia

2.1.1   Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Laki-laki

Alat reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni sperma. Berdasarkan letaknya, alat reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian. Bagian yang berada di dalam tubuh dinamakan alat reproduksi dalam, sedangkan bagian yang terletak di luar dinamakan alat reproduksi luar.
a.    Organ reproduksi dalam
· Testis
Testis atau buah zakar adalah bagian dari organ reproduksi pria, terletak di bawah penis, dalam scrotum (kantung zakar). Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk oval berada di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar (skrotum). Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat ‘sifat jantan’, seperti otot-otot yang menonjol, suara besar, dan sebagainya. Di dalam testis terdapat saluransaluran halus yang disebut tubulus seminiferus yang merupakan tempat pembentukan spermatozoa.
· Saluran pengeluaran (duktus ekskresi) terdiri atas:
a)    Vas eferens: saluran penghubung tubulus seminiferus dengan epididimis.
b)   Epididimis: saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai penyimpan sperma sampai sperma matang.
c)    Vas deferens: saluran lanjutan epididimis.
d)   Saluran ejaculatorius atau saluran pemancaran terdiri atas sepasang dan merupakan bagian dari vas deferens yang berfungsi memancarkan semen ke uretra.
· Kelenjar aksesoris terdiri atas:
a)      Vesika seminalis atau saluran mani: kelenjar yang berkelok-kelok dan terletak di belakang kandung kemih. Sekretnya mengandung fruktosa dan prostaglandin yang akan menjadi bagian dari semen.
b)      Kelenjar prostat melingkari uretra bagian atas dan terletak di bawah kandung kemih. Sekretnya mengandung kolesterol, garam. Dan fospolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup spermatozoa.
c)      Kelenjar cowper atau glandula bulbouretralis: saluran yang langsung menuju uretra. Sekretnya berupa lendir alkalis dan berperan pada waktu awal ejakulasi. Terdiri atas sepasang.
b.    Organ reproduksi luar
· Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil yang berspons. Dua rongga yang terletak di tengah dinamakan korpus kavernosa. Sedangkan satu rongga yang berada di bawah korpus kavernosa dinamakan korpus spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi yakni uretra. Di bagian ujung penis terdapat bagian yang dinamakan kepala penis (gland penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan kulit yang disebut preputium.Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
· Skrotum
Scrotum merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang, yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos.

2.1.2   Proses Pembentukan Sperma (Spermatogenesis)

Proses pembentukan sperma ini dinamakan spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal primitif yang meng alami kekhususan. Sel germinal ini disebut spermatogonium (jamak = spermatogonia). Setelah mengalami pematangan, spermatogonium memperbanyak diri sehingga membelah secara terus-menerus (mitosis). Sedangkan sebagian spermatogonium yang lain melakukan spermatogenesis.
Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung 23 pasang kromosom). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n). Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder secara meiosis (biasa dinamakan meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom). Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n).
Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli.  Sperma yang sudah matang memiliki bagian-bagian seperti kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Bagian kepala sperma terlindungi suatu badan yang disebut akrosom. Bagian ini berinti haploid. Selain itu, badan ini juga mengandung enzim hialurodinase dan proteinase. Enzim ini berfungsi saat proses penembusan lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma.

2.1.3   Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita

a.    Organ Reproduksi Dalam
· Ovarium
Ovarium atau indung telur merupakan organ reproduksi dalam wanita yang berbentuk seperti telur dan berjumlah sepasang. Letaknya, ada satu di rongga perut kiri dan satu lagi di rongga perut kanan. Masing-masing ovarium terlindungi oleh kapsul keras dan terdapat folikel-folikel.
Setiap folikel mengandung satu sel telur. Fungsi folikel yakni memberikan makanan dan melindungi sel telur yang sedang berkembang hingga matang. Setelah sel telur matang, folikel akan mengeluarkannya dari ovarium. Proses pengeluaran sel telur dari ovarium ini dinamakan ovulasi. Bagi wanita, proses ovulasi biasanya berlangsung selama 28 bulan. Selain berperan dalam pelepasan sel telur, folikel-folikel juga menghasilkan homon utama yakni estrogen.
· Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi wanita yang berfungsi sebagai jalur sel telur menuju uterus (rahim) dinamakan saluran telur (oviduk) atau bisa juga disebut tuba Fallopi. Letaknya berada pada bagian kanan dan kiri ovarium, sehingga jumlah keseluruhan oviduk ada sepasang. Pada bagian pangkalnya terdapat bagian mirip corong yang dinamakan infundulum. Infundulum ini memiliki jumbai-jumbai dengan fungsi sebagai penangkap sel telur (ovum) yang lepas dari ovarium. Jumbai-jumbai ini dinamakan fi mbrae. Dengan gerak peristaltik, sel telur yang tertangkap fi mbrae disalurkan melalui oviduk menuju uterus.
· Uterus
Uterus dikenal pula dengan rahim atau kantung peranakan. Uterus adalah organ tebal dan berotot yang dapat mengembang selama masa kehamilan. Bentuknya seperti buah pir. Pada bagian bawah uterus terdapat struktur yang mengecil. Bagian ini disebut serviks atau leher rahim.
Uterus mempunyai beberapa lapisan penyusun, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan tengah yang berotot (miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium). Lapisan endometrium mengandung banyak pembuluh darah dan lendir. Saat terjadi ovulasi, lapisan endometrium mengalami penebalan. Namun, apabila sel telur tidak dibuahi oleh sel sperma (tidak terjadi fertilisasi), lapisan endometrium segera mengalami peluruhan. Proses peluruhan lapisan ini diikuti pendarahan dan kita biasa menyebutnya dengan siklus menstruasi.
· Vagina
Vagina merupakan saluran dengan dinding dalam berlipat-lipat dan memanjang dari leher rahim ke arah vulva. Panjang saluran ini sekitar 7-10 cm. Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual).
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.
b.    Organ reproduksi luar
Alat reproduksi luar wanita adalah vulva. Vulva merupakan bagian paling luar organ kelamin wanita yang bentuknya berupa celah. Pada bagian atas dan terluar vulva terdapat bagian yang tersusun atas jaringan lemak. Bagian ini dinamakan mons pubis. Saat masa pubertas, bagian ini banyak ditumbuhi oleh rambut. Di bawah mons pubis terdapat bagian berupa lipatan dan jumlahnya sepasang. Bagian demikian disebut bibir besar atau labia mayora. Adapun pada bagian dalam labia mayora terdapat lipatan berkelenjar, tipis, tidak berlemak, dan berjumlah sepasang, yang disebut labia minora. Fungsi kedua bagian ini adalah sebagai pelindung vagina. Di dalam labia mayora ada sebuah tonjolan kecil yang mengan dung banyak ujung ujung saraf perasa sehingga sangat sensitif. Tonjol an tersebut dinamakan klitoris. Seperti halnya penis laki-laki, klitoris akan bereaksi bila ada rangsangan. Reaksi ini dilakukan karena klitoris mengandung banyak jaringan erektil. Di bawah klitoris terdapat orifi cium erethrae, yakni muara saluran kencing. Kemudian, di bawah klitoris terdapat bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina. Bagian yang dimaksud yakni selaput dara atau himen. Himen berselaput mukosa dan mengandung banyak pembuluh darah.

2.1.4   Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis)

Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan secara meiosis menjadi 2 sel baru yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar tetap oosit sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I. Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami pembelahan sekali lagi, masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit II. Ootid berukuran paling besar. Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya ootid yang berkembang menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau polosit mengalami degenerasi.

2.1.5   Siklus Mentruasi

Menstruasi terjadi pada semua wanita yang sehat dan memiliki organ reproduksi yang sehat juga. Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa wanita memiliki organ reproduksi yang sehat, dan merupakan salah satu indikator kesuburan.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari). Pada hari ke-1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graafyang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipoſsis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding  uterus, yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi. Selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipoſsis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14. Waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah
menjadi badan kuning (korpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal. Selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometrium terhenti. Selanjutnya, endometrium akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.

2.1.6   Penyimpangan-peyimpangan Perilaku Seksual

Beberapa penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk memenuhi kebutuhan biologis melalui perilaku seksual diantaranya sebagai berikut :
1.    Sadimus, yaitu orang yang mencapai kepuasaan seksual dengan cara menyakiti, menghina atau menyiksa orang lain.
2.    Homoseksual, yaitu laki-laki yang memiliki hasrat seksual atau melakukan hubungan kelamin dengan jenis kelamin yang sama. Bila hubungan kelaminnya dilakukan melalui anus disebut sodomi. Bila perilaku ini terjadi pada sesama wanita disebut lesbian. Namun bila perilaku seksual ini terjadi anta manusia dengan binatang, keadaan ini disebut bestialiti.
3.    Masochismus, suatu kelainan yang mirip dengan sadismus, namun pada masochismus ini selain orang tersebut memperoleh kepuasan seksual dengan melihat penderitaan fisik maupun mental orang lain juga melalui penderitaan dirinya sendiri.
4.    Masturbasi, suatu pencapaian kepuasaan seksual melalui rangsangan genital dengan tangan atau dengan cara mekanik laiannya.

2.1.7   Macam-macam Penyakit Seksual

1.    Gonorrhoea
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea. Bakteri tersebut dapat menyerang pria maupun wanita. Seseorang yang terkena penyakit ini di antaranya akan terasa sakit sewaktu kencing karena dari saluran kencing keluar cairan kental berupa nanah. Infeksi kronis penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita. Penyakit ini dapat diturunkan kepada bayi yang dilahirkan dari orang tua yang mengidap gonorhoe. Bayi yang terinfeksi gonorhoe matanya tampak merah dan bengkak. Dalam waktu 1–5 hari setelah kelahiran, mata tersebut dapat mengeluarkan cairan yang kental sehingga bisa menyebabkan kebutaan apabila tidak segera diobati.
2.    Syphillis
Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pallidium, yaitu sebuah spirochet (bakteri yang berbentuk spiral). Banyak terjadi di seluruh dunia, terutama dapat menyerang manusia usia 20–35 tahun. Lebih lazim terjadi di daerah perkotaan. Diperkirakan terdapat kenaikan jumlah penderita di beberapa negara industri seiring dengan meningkatnya penggunaan narkoba dan pelacuran. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara luka (yang bernanah atau yang membengkak) di kulit dengan selaput lendir atau cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina) selama berhubungan seksual. Penularan bisa terjadi melalui transfusi darah bila donor berada dalam tahap awal infeksi tersebut. Infeksi bisa ditularkan dari seorang ibu hamil yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya.
3.    Herpes Genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex tipe 2 (HSV-2). Gejala yang paling umum adalah bintil-bintil berisi cairan dan terasa sakit. Bintil-bintil dapat muncul di daerah sekitar alat kelamin atau dubur serta mulut. Bintil-bintil akan timbul selama 1–3 minggu, dan kemudian hilang. Beberapa waktu kemudian bintil-bintil akan muncul dan hilang secara berulang. Sebelum bintil-bintil muncul, alat kelamin terasa gatal atau panas. Setelah itu penderita akan mengalami gejala seperti flu. Walaupun infeksi herpes di kemaluan tidak bisa diobati, perkembangan klinisnya bisa dikurangi dengan pengobatan.
4.    Trichominiasis
Sebuah infeksi umum yang terjadi terus-menerus di saluran kencing perempuan. Infeksi ini disebabkan oleh Protozoa Trichomonas vaginalis. Banyak terjadi di seluruh dunia dan terutama didiagnosis pada wanita berusia 16–35 tahun. Pada wanita, infeksi ini menyebabkan peradangan di vagina sehingga banyak mengeluarkan cairan yang berwarna kuning dan berbau tidak enak. Gejala penyakit ini berupa peradangan saluran kencing. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik dari cairan serta perlu diadakan identifikasi mengenai ada tidaknya parasit.
5.    Clamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan dapat menjangkiti pria maupun wanita. Gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan gonorhoe ditambah dengan terjadinya radang leher rahim pada wanita. Biasanya orang yang terinfeksi oleh bakteri ini akan mengalami pembengkakan dan penyempitan saluran uretra sehingga menhalangi aliran urine. Pengeluaran urine dapat disertai dengan rasa sakit dan nanah.
6.    Kutil kelamin
Penyakit ini disebabkan virus Papillomamanusia (HPV:Human Papilloma Virus). Kutil-kutil ini tumbuh di daerah kemaluan, tetapi dapat juga tumbuh di sekitar dubur.
7.    Acquired Immune Deficiency Syndrom(AIDS)
AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dalam tubuh. HIV merupakan suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan daya tahan tubuh, sehingga mudah diserang infeksi/penyakit. Virus HIV ini dapat hidup di dalam 4 cairan tubuh manusia yaitu: 1) cairan darah, 2) cairan sperma, 3) cairan vagina dan 4) air susu ibu.


2.2    Penurunan Sifat pada Manusia

2.2.1   Materi Genetika

Salah satu teori sel mengatakan bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup. Artinya adalah bahwa sel merupakan satuan yang di dalamnya terkandung bahan-bahan atau materi yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat dari induk kepada keturunanya. Unit-unit hereditas di dalam sel dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari induk kepada keturunannya disebut gen.
A.                               Kromosom
1)      Sejarah Penemuan Kromosom
Istilah kromosom diperkenalkan pertama kali oleh W. Waldeyer pada tahun 1888. Kromosom berasal dari bahasa latin yaitu (krom=warna, soma= tubuh, badan). Kromosom dapat diartikan sebagai badan yang mampu menyerap warna. Pada tahun 1933 Morgan menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan sifat-sifat genetik. Beberapa ahli lainnya yaitu Heitz (1935), Kuwanda (1939), Gritter (1940), dan Kaufman (1948), kemudian menyusul memberikan keterangan banyak tentang morfologi kromosom.
2)      Struktur dan Morfologi Kromosom
Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies yang lainnya. Panjang kromoson berkisar antara 0,2 sampai 0,5 µ, dan berdiameter 0,2 sampai 20 µ. Kromosom akan tampak jelas pada inti sel pada waktu sel mengadakan pembelahan. Pengamatan pada salah satu pembelahan sel, yaitu pada fase profase, kromosom terdiri dari dua bagian yang sama disebut kromatid. Kromatin akan terlihat sebagai benang yang mengandung struktur manik-manik (beads on a string), yakni nukleosom. Benang kromatin ini ditemukan di dalam inti sel. Ketika sel akan membelah, benang kromatin membentuk pilinan yang semakin padat sehingga dapat terlihat menggunakan mikroskop. Struktur yang dihasilkan oleh pengompakan benang kromatin tersebut dikenal sebagai kromosom. Bagian yang membagi kromosom menjadi dua kromatid yaitu sentromer yang tidak mengandung gen.
Bagian- bagian dari kromosom, yaitu sebagai berikut:
1)      Kromonema
Pita yang berbentuk spiral yang ada di dalam kromosom.
2)      Kromomer
Penebalan-penebalan kromonema  di beberapa tempat.
3)      Sentromer
Bagian kepala kromosom. Sentromer membagi kromosom dalam 2 tangan yang panjangnya berbeda yang disebut kromatid.
4)      Lekukan kedua/ sekunder
Menjadi tempat terbentuknya nukleolus.
5)      Telomer
Bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalangi bersambungnya kromosom satu dengan yang lain.
6)      Satelit
Bagian yang merupakan tambahan pada ujung kromosom. Tidak semua kromosom memiliki satelit.
Berdasarkan letak sentromer atau panjang lengan kromosom dapat di bedakan menjadi empat macam, yaitu:
a)      Telosentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya berada di ujung kromosom. Lengan ada satu atau dua yang satu pendek sekali .
b)      Akrosentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya mendekati salah satu ujung kromosom. Lengan ada dua dan satu pendek.
c)      Submetasentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya mendekati bagian tengah kromosom. Lengan ada dua dan satu agak pendek.
d)     Metasentrik, yakni kromosom yang letak sentromernya berada di tengah-tengah sehingga bentuk kromosom tampak seperti huruf V. Lengan ada dua dan sama panjang.
3)      Jumlah Kromosom
Pada organisme tingkat tinggi terdapat dua macam sel yaitu sel kelamin (gamet) dan sel somatis. Sel kelamin merupakan telur (ovum) atau sperma. Sedankan sel somatis merupakan sel yang menyusun seluruh tubuh kecuali kelamin. Sel sperma dan sel telur manusia hanya memiliki 23 kromosom, sedangkan sel kelamin buah hanya memiliki 4 kromosom. Jumlah kromosom ini disebut haploid atau n.



Tabel jumlah kromosom (2n) pada berbagai hewan dan tumbuhan
4)      Tipe kromosom
Setiap makhluk hidup eukariotik selalu memiliki dua jenis kromosom, yaitu gonosom (kromosom kelamin) dan autosom (kromosom tubuh). Kedua jenis kromosom ini diperkenalkan kali pertama oleh T. H. Montgomery.
a.       Kromosom Tubuh (Autosom)
Autosom berfungsi mengatur dan mengendalikan sifat-sifat tubuh makhluk hidup. Kromosom ini tidak berperan dalam mengatur jenis kelamin. Autosom terdapat pada individu jantan dan individu betina dengan jumlah yang sama dan berpasangan (diploid).
b.      Kromosom Kelamin (Gonosom)
Gonosom memiliki banyak nama lain, di antaranya aelosom atau heterokromosom atau kromosom kelamin. Kromosom ini memiliki susunan pasangan yang berbeda pada individu jantan dan betina. Pada manusia gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah kromosom. Jumlah tersebut samadengan gonosom yang terdapat pada lalat buah.
Sebagai contoh manusia memiliki 23 pasang kromosom. Dari 23 pasang kromosom tersebut 22 merupakan kromosom autosom dan satu pasang kromosom gonosom.
B.       Gen
Gen adalah unit bahan genetis. Istilah gen dikemukakan pertama kali oleh W. Johanssen(1909). Istilah ini sebagai pengganti istilah determinant factor atau elemen yang dikemukakan oleh Gregor Mendel. Menurut Thomas Hunt Morgan, gen merupakan materi yang kompak dan mengandung satuan informasi genetik yang mengatur sifat-sifat menurun, memenuhi lokus suatu kromosom.
1)      Fungsi Gen
Gen adalah unit hereditas terkecil. Besarnya kira-kira 4-50µm. Gen pada semua organisme prokariot dan eukariot terdiri dari DNA. Gen menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh, yaitu: karakter fisik (morfologi, anatomi, fisiologi) maupun karakter psikis (pemalu, pemarah, penakut, keinginan ). Ada gen yang berfungsi memacu gen lain untuk bekerja menyintesis protein tertentu, dan ada yang menghentikannya. Setiap gen merupakan sebuah asam nukleat DNA yang menyebar di seluruh sel  dan mengatur pembentukan sebuah protein spesifik . mayoritas protein adalah enzim yang berfungsi sebagai katalisator sebagai reaksi oksidasi kimia yang berbeda di dalam sel.
2)      Letak Gen
Gen terdiri atas DNA (deoxyribonucleic acid) yang diselubungi dan diikat oleh protein sehingga secara kimia DNA adalah unit bahan genetis. Gen akan diwariskan melalui pembelahan sel. Gen terletak pada lokus-lokus yang berderet di dalam kromosom. Jarak lokus ditentukan dari sentromernya, satuannya disebut unit atau millimorgan (mM). Pada umumnya, kromosom ditemukan dalam keadaan berpasangan. Pasangan kromosom tersebut dinamakan kromosom homolog. Suatu kromosom akan berpasangan dengan kromosom lain yang memiliki kesamaan bentuk, ukuran, maupun jumlah jenis gen yang dikandungnya. Pada pasangan kromosom homolog terdapat pasangan lokus yang berada dalam satu garis horizontal yang disebut lokus yang bersesuaian. Gen-gen yang terletak pada lokus bersesuaian dengan pasangan kromosom homolognya dan memberikan pengaruh yang berlawanan terhadap sifat yang dikendalikan, disebut alel
3)      Jumlah dan Simbol Gen
Jumlah gen pada setiap pasnag kromosom terdapat kira-kira 1000 buah, maka jumlah gen keseluruhan pada Drosophilla sekitar 4000 (4 pasang kromosom). Bila di bandinkan dengan manusia yang memiliki 46 kromosom (23 pasang) dapat diperkirakan ada sekitar 50000 gen. Perkiraan lain gen manusia berjumlah sekitar 100000 gen. Penulisan kromosom digambarkan dengan garis vertikal beserta garis pendek horizontal untuk menunjukkan posisi gen. Simbol gen tersebut dilambangkan dengan huruf Latin yang berupa huruf kapital atau huruf kecil, sesuai dengan dominansinya. Sebagai contoh, huruf kapital H berarti kulit hitam, yang dominan terhadap gen h yang berarti kulit putih. Demikian, pula dengan sifat lainnya yang dilambangkan dengan huruf lain pula. Contohnya Aa, Bb, MmHh, AA, dan CC. Pada contoh tersebut, Bb menunjukkan bahwa gen B dan gen b berada pada satu pasang kromosom homolog.
C.       Asam Deoksiribonukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (RNA)
Berikut akan dibahas kedua asam tersebut, yaitu:
1)      Asam Deoksiribonukleat (DNA)
DNA (Deoxyribonucleic acid) merupakan komponen yang paling penting dalam kehidupan karena sebagai pembawa informasi genetik dari satu generasi ke generasi lain. DNA merupakan polimer besar yang tersusun atas unit-unit nukleotida yang berulang-ulang. Setiap nukleotida tersusun atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen. Gula pentosa pada nukleotida merupakan gula deoksiribosa. Molekul gula ini terikat pada basa nitrogen. Basa nitrogen tersusun atas purin dan pirimidin. Purin tersusun atas guanin(G) dan adenin(A), sedangkan pirimidin tersusun atas timin(T) dan sitosin atau Cytosine (C). Basa-basa nitrogen ini mengadakan persenyawaan kimia dengan gula pentosa membentuk molekul deoksiribonukleosida (nukleosida). Deoksiribonukleosida akan bergabung dengan gugus fosfat untuk membentuk deoksiribonukleotida(nukleotida).
Monomer yang terdiri atas fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen disebut nukleotida. Jadi, molekul DNA dapat mengandung ribuan nukleotida (polinukleotida).
Molekul DNA berbentuk rantai panjang yang double helix teori ini di kemukakan oleh Watson- Crick pada tahun 1953. Dua rantai Deoksiribosa dan fosfat saling bergantian menyusun pita spiral dan merupakan tulang punggung atau poros dari molekul DNA. DNA dapat berfungsi sebagai heterokatalis, artinya DNA dapat menyintesis molekul lain, membentuk RNA. DNA juga berfungsi sebagai autokatalitik, artinya DNA mampu membentuk dirinya sendiri. Dengan fungsi otokatalitik, DNA dapat memperbanyak diri melalui suatu proses yang dinamakan replikasi. Replikasi DNA akan menghasilkan DNA baru dari rantai DNA yang telah ada. Proses replikasi ini memerlukan deoksiribonukleosida fosfat dan beberapa enzim.
Tiga kemungkinan cara replikasi melalui DNA yaitu:
a.       Semi Konservatif
Double helix  pada molekul DNA yang lama membuka dengan perantaraan enzim kemudian disamping pita yang lama dibentuk pita DNA baru .
b.      Konservatif
Molekul DNA yang lama tidak berubah, Double helix  tidak membuka, terbentuk Molekul DNA yang terdiri dari dua pita baru . molekul DNA  anak yiak mengandung bagian dari molekul DNA asli.
c.       Dispersif
Molekul DNA/pita lama putus menjadi beberapa bagian dan untuk potongan-potongan itu di bentuk DNA baru.
2)      Asam Ribonukleat (RNA)
Selain DNA, sel yang bertipe prokariotik maupun eukariotik memiliki asam nukleat berupa ribonucleic acid(RNA). Pada umumnya, RNA merupakan hasil sintesis DNA, kecuali pada beberapa jenis virus. RNA adalah polimer asam nukleotida dari empat jenis ribonukleotida. Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal atau pita ganda yang tidak terpilin heliks, seperti halnya pada DNA . Setiap pita RNA terdiri atas ribonukleotida (polinukleotida). RNA mengandung gula pentosa, basa nitrogen, dan asam fosfat. Gula pentosanya berupa ribosa. Basa nitrogen purinnya terdiri atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidinnya terdiri atas sitosin (C) dan urasil(U) .
Perbedaan antara RNA dan DNA, yaitu:
a.       RNA memiliki pita tunggal sedankan DNA berpita ganda(double helix).
b.      RNA mengandung gula ribosa sedankan DNA mengandung gula deoksiribosa.
c.       RNA memiliki pirimidin urasil (U) sebagai pengganti timin (T). Pada DNA U berpasangan dengan adenin (A).
d.      Molekul RNA lebih pendek dari DNA.
Berdasarkan letak serta fungsinya, RNA di bagi menjadi beberapa, yaitu :
a.       RNA duta atau “messengerRNA” (mRNA) merupakan asam nukleat yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom. mRNA juga berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.
b.      RNA transfer(tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. Pada tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang disebut antikodon dan bagian yang berfungsi sebagai pengikat asam amino.
c.       RNA ribosom(rRNA) merupakan RNA dengan jumlah terbanyak dan penyusun ribosom. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi rRNA sampai sekarang masih belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki peranan penting dalam proses sintesis protein.
3)      Peranan DNA dan RNA dalam Sintesis Protein
Berikut adalah contoh bagaimana penerjemahan kodon pada mRNA terjadi sehingga dapat dihasilkan polipeptida:
a.    DNA membentuk messenger RNA (membentuk pasangan) (mRNA). mRNA mentranskripsi kode genetik yang terdapat pada DNA menjadi kode genetik yang terdapat mRNA yang dinamakan kodon.
b.    mRNA keluar dari inti sel (nukleus) melalui retikulum endoplasma menuju ribosom dan menempelkan dirinya pada ribosom.
c.    Di dalam sitoplasma tRNA mengadakan translasi kodon pada mRNA menjadi antikodon pada tRNA.
d.    tRNA yang memiliki antikodon SGU akan mengangkut asam amino arginin, tRNA berantikodon ASG mengangkut treonin, dan tRNA berantikodon AAA mengangkut lisin.
e.     tRNA mengangkut asam amino ke ribosom yang kemudian disusun menjadi polipeptida atau protein.
f.     Dalam pembentukkan polipeptida, asam amino yang satu digabung dengan asam amino yang lain oleh ikatan peptida. Proses ini berjalan terus sampai akhirnya ditemukan kodon, misalnya stop (UAG).
D.       Mekanisme Pewarisan Sifat Dan Hubungannya Dengan Kromosom, Gen dan DNA dalam Pewarisan Sifat
Reproduksi sel merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler), proses tersebut merupakan cara untuk menghindar dari kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), reproduksi sel bertujuan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, pertumbuhan, dan perkembangan sel. Melalui pembentukan sel-sel gamet (sel kelamin), reproduksi sel merupakan cara makhluk hidup mewariskan sifat kepada keturunannya.
Reproduksi seksual maupun reproduksi aseksual bergantung pada pembelahan sel. Pembelahan sel dilakukan dengan bermacam-macam cara bergantung pada jenis sel dan makhluk hidupnya. Pada makhluk hidup yang inti selnya tidak memiliki selaput (prokariot), misalnya pada bakteri pembelahannya dilakukan secara langsung, tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan sel seperti ini dinamakan amitosis.

2.2.2   Penerapan Teori Genetika Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Gregor Johann Mendel (1822-1884) melakukan percobaan-percobaan untuk mengetahui penurunan sifat induk kepada keturunannya. Beliau mengemukakan teori bahwa orang tua atau induk memberikan faktor-faktor kepada keturunannya. Dengan kata lain ada faktor keturunan yang diturunkan kepada orang tua kepada keturunannya. Mendel melakukan percobaan pewarisan sifat pada tanaman ercis (Pisum sativum).
Ada beberapa alasan mengapa tanaman ercis dipilih oleh Mendel untuk memulai percobaannya ini, di antaranya sebagai berikut.
a.       Tanaman ercis (Pisum sativum) memiliki variasi yang cukup kontras, di antaranya:
·    warna biji : kuning dan hijau
·     kulit biji : kisut dan halus
·    bentuk buah/polong : halus dan bergelombang
·    warna bunga : ungu dan putih
·    tinggi batang : panjang dan pendek
·    posisi bunga : aksial (ketiak daun) dan terminal (ujung batang)
b.      Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
c.       Cepat menghasilkan keturunan.
d.      Mudah dikawin silangkan.
Istilah-istilah dalam mempelajari persilangan antara lain:                    
a.       Sifat beda
sifat pada makhluk hidup yang dipelajari pewarisannya dari generasi ke generasi.
b.      Sifat genotip dan sifat fenotip
Sifat genotip adalah sifat makhluk hidup yang ditentukan oleh gen dan tidak tampak dari luar. Sedangkan sifat fenotip adalah sifat makhluk hidup yang tampak dari luar dan merupakan perpaduan antara sifat genotip dan lingkunganya.
c.       Sifat dominan
Sifat yang selalu muncul dalam persilangan sehingga sealu menutup sifat lainnya.
d.      Sifat resesif
Sifat yang tidak muncul dalam persilangan sehingga tertutup oleh sifat lain.
e.       Sifat intermediet
Sifat baru yang merupakan perpaduan sifat induknya.
f.       Sifat homozigot dan heterozigot
Pada suatu makhluk hidup, sifat genotip diberi simbol sepasang huruf yang sama. Sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut alel.  Individu yang memiliki sepasang alel yang sama di sebut homozigot (MM, mm), sedangkan individu yang memiliki sepasang alel yang berbeda disebut heterozigot (Mm).
Seluruh hasil pengamatan terhadap percobaannya itu menghasilkan
perbandingan 3 : 1. Dari percobaan pertamanya ini, Mendel kemudian merumuskan suatu hipotesis bahwa sifat yang ada pada organisme akan diturunkan secara bebas atau dikenal dengan Hukum I Mendel.
1.      Monohibrida
Persilangan monohibrid merupakan persilangan yang hanya menggunakan satu macam gen yang berbeda atau menggunakan satu tanda beda. Contoh:
Rambut lurus adalah sifat resesif. Dari perkawinan orangtua yang keduanya berambut keriting heterozigot, berapakah kemungkinan perbandingan anak-anaknya?
Jawab
P           : Keriting × Keriting
                    Kk          Kk
Gamet   :      K, k       K,k
F1         :
               
: KK , 2 Kk , kk
3 Keriting 1 lurus     75% :25%
Jadi, keturunan F1 yang dihasilkan adalah 75% berambut keriting dan 25% berambut lurus.
2.      Dihibrida
Persilangan dihibridmerupakan persilangan yang menggunakan dua
tanda beda atau dua pasangan kromosom yang berbeda. Suatu sifat dari organisme tidak hanya diturunkan melalui satu jenis alel saja, tetapi beberapa sifat juga dapat diturunkan oleh beberapa alel secara bersamaan. Contoh.:
Jika kacang ercis biji bulat adalah BB dan kacang ercis biji warna kuning adalah KK maka kacang ercis biji bulat warna kuning adalah BBKK dan kacang ercis biji kisut warna hijau adalah bbkk. Dari persilangan parental kacang ercis biji bulat warna kuning (BBKK) dengan kacang ercis biji kisut warna hijau (bbkk), warna kuning seluruhnya (BbKk). Perkawinan antara F1 dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut.
Dari metode di atas, diperoleh perbandingan fenotipe = 9/16 biji bulat kuning, 3/16 biji bulat hijau, 3/16 biji kisut kuning, dan 3/16 biji kisut hijau. Dalam banyak persilangan antara organisme heterozigot dengan dua pasang gen, maka kombinasi perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 adalah jumlah yang sangat umum ditemukan. Dari percobaan ini, Mendel menemukan bahwa setiap sifat dari kedua induk diturunkan secara bebas dan tidak terikat dengan sifat yang lainnya sehingga Mendel menamakannya hukum pemisahan secara bebas atau disebut Hukum II Mendel. Jika terdapat dua individu berbeda dalam dua sifat atau lebih maka sifat yang satu akan diturunkan tidak bergantung pada pasangan sifat lainnya.

2.2.3   Penerapan Teori Genetika Pada Sifat Manusia

1.      Golongan Darah A, B, AB dan O
Golongan darah manusia bersifat menurun (herediter) dan ditentukanoleh alel ganda. Alel pengendali golongan darah sistem  ABO adalah IA, IB, dan IO. Sistem golongan darah ABO ini diperkenalkan oleh Karl Landsteiner (1868–1943). Penggolongan ini berdasarkan jenis antigennya yang terdapat di dalam eritrosit. Antigen merupakan protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi. Golongan darah yang dikenalkan oleh Landsteiner, adalah golongan darah A, B, AB, dan O. Alel IO resesif terhadap IA dan IB. Akan tetapi, IA dan IB merupakan alel kodominan sehingga IA tidak dominan terhadap IB dan IB tidak dominan terhadap IA. Interaksi antara alel IA, IB, dan IO dapat menyebabkan terjadinya   4 macam fenotipe.
Tabel golongan darah manusia sistem ABO

2.      Mengetahui Faktor Genetik dengan Menggunakan Sejarah Keluarga
Tidak seperti hewan dan tumbuhan yang dapat direkayasa persilangannya, untuk mempelajari faktor genetik pada manusia dapat digunakan catatan keluarga sehingga terbentuk peta keluarga. Hal ini bermanfaat karena terdapat kelainan manusia yang diturunkan seperti keala botak,  phenylketonuria, thalesimia, hemofilia. Selain itu ada beberapa penyakit yang diturunkan berdasarkan alelnya, yaitu:
a.       Alel resesif pada kromosom tubuh
Nama Penyakit
Akibatnya
Talasemia
Hemoglobin tidak normal, perbesaran tulang dan limfa.
Penyakit Sicle sel
Hemoglobin tidak normal, berbentuk bulan sabit, anemia, sirkulasi darah yang terhambat.
Cystic Fibrosis
Membran protein yang tidak sempurna, dihasilkan lendir yang melimpah pada saluran pernapasan dan perencanaan, pernapasan dan perencanaan tidak bekerja.
Phenilketonuria
Ketiadaan enzim, kemunduran mental.
Albino
Ketiadaan enzim pigmentasi, kulit, rambut dan mata tidak berpigmen.
b.      Alel resesif pada kromosom X
Nama penyakit
Akibatnya
Dhucena muscular dystrophy
Otot rangka mati, lemas dan tidak bekerja.
Hemofilia
Pendarahan terus menerus
Fragile x Syndrom
Gangguan perkembangan mental.
c.       Alel dominan pada kromosom tubuh
Nama penyakit
Akibatnya
Hypercholesterokimia
Ketiadaan protein yang membawa kolesterol dari darah, serangan jantung pada umur 50 tahun
Huntingtons deasease
Kerusakan mental dan saraf bertahap
d.      Disebabkan oleh variasi kromosom
Nama penyakit
Akibatnya
Down syndrome (kelebihan kromosom pada no 21)
Keterlambatan mental dan sarangan jantung.
Klinefelter syndrome (kelebihan X pada wanita, sehingga menjadi XXY)
Kelainan pada perkembangan seksual.
Tumar Syndrome
Kulit melipat pada bagian leher dan mandul.

2.3    Pendidikan Keluarga Sejahtera dan Bahagia

2.3.1   Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera

1.    Pengertian Keluarga
Pengertian keluarga menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1992 adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Menurut Undang-undang tersebut, disebutkan bahwa tanggung jawab sebuah keluarga dalam memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarganya, terutama kebutuhan anak yang sangat majemuk dan beragam. Kebutuhan tersebut mencakup sandang, pangan, kasih sayang dan rasa aman, pendidikan yang setinggi-tingginya agar kelak dia dapat hidup mandiri dan mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Satu hal yang tidak kalah pentingnya dalam suatu keluarga adalah kebutuhan sosialisasi yaitu kebutuhan untuk berkembang menjadi seseorang yang pandai menyesuaikan diri dengan masyarakat atau kehidupan sosial.
2.    Pengertian Keluarga Sejahtera
Pengertian nilai sejahtera yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sedikit berbeda dengan negara barat. Nilai sejahtera di negara barat ditekankan pada pencapaiannya nilai-nilai materi atau kebendaan, sedangkan di Indonesia kesejahteraan itu lebih menyangkut nilai-nilai spiritual atau rohaniah. Beberapa pengertian mengenai keluarga sejahtera adalah sebagai berikut :
a.    Keluarga yang memiliki ketahanan, meliputi ketahanan fisik dan nonfisik yang sekaligus memiliki kemampuan bagi persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa terutama sekali nilai-nilai agama.
b.    Keluarga yang dimulai dengan adanya suatu perkawinan yang sah dan mampu melahirkan keturunan. Keturunan yang dilahirkan dipikirkan dan dipermasalahkan, bagaimana dia hidup selanjutnya.
c.    Keluarga yang mampu memperbaiki dan meningkatkan kondisi mental, fisik dan sosial keluarganya.
d.   Keluarga yang sanggup memperbaiki kualitas pelajaran anggotanya terhadap masyarakat dan memperkaya pengalaman untuk menunjang kebahagiaan keluarganya.
Keluarga yang sejahtera berarti keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pokok anggota-anggotanya, dapat menjamin rasa aman, damai, akrab, dihargai, diakui, mandiri, dan kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh anggota keluarganya. Untuk menciptakan keluarga sejahtera hendaknya ditumbuhkan kembangkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab, nilai-nilai agama, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

2.3.2   Peran Alat Kontrasepsi dalam Keluarga Berencana

Program keluarga berencana yang bertujuan untuk mengatur atau menjarangkan kelahiran agar pertambahan penduduk tidak terlalu pesat. Pengertian ini perlu ditekankan karena keluarga berencana bukan bertujuan untuk menghentikan keliharan, tetapi untuk mengendalikan kelahiran (birth cintrol). Proses pengontrolan kelahiran dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti pengangkatan gonad (testes dan ovarium) dan uterus, steeilisasi, dan alat kontrasepsi.
1.    Pengankatan Gonad dan Uterus
Pengangkatan gonad dapat dibedakan atas pengangkatan testes yang disebut kastrasi dan pengangkatan ovarium disebut oophorektomi. Sedangkan pengangkatan uterus dinamakan histerektomi. Pengangkatan ini dilakukan melalui operasi yang kesemuanya itu merupakan tindakan preventif agar tidak terjadi pembuahan antara sel telur dengan sel sperma. Ketiga proses proses tersebut baik suami ataupun istri tidak memungkinkan untuk memperoleh keturunan, tindakan ini juga memberikan efek samping karena dengan diangkatnya gonad berarti menghilangkan salah satu sistem endokrin. Tetapi biasanya operasi ini dilakukan apabila organ tersebut terserang suatu penyakit. Bila operasi ini dilakukan pada laki-laki sebelum masa puber, maka dia akan kehilangan perkembangan sifat-sifat kelamin sekundernya.
2.    Strerilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mengikat atau memotong saluran vas deferens dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat atau memotong tuba fallopii dikenal dengan istilah tubektomi.
3.    Alat kontasepsi
a)    Cara alami
Untuk mencegah terjadinya kehamilan secara alami dapat dilakukan dengan cara, misalnya dengan melakukan hubungan suami-istri pada saat istri sedang tidak dalam masa subur atau sering disebut dengan istibra berkala. Masa subur terjadi pada saat wanita mengalami ovulasi. Masa subur ini dapat diperkirakan dengan menghitung siklus menstruasi pada setiap bulannya, yaitu 11–18 hari sejak hari pertama menstruasi. Cara seperti ini dikenal dengan metode kalender. Cara ini akan efektif, bila istri memiliki siklus menstruasi yang teratur, apabila tidak teratur, maka kesalahan dalam menentukan tanggal sangat mungkin terjadi.
b)   Cara kimiawi
Kontrasepsi secara kimiawi meliputi metode spermisidal dan hormonal. Spermisid merupakan alat kontrasepsi yang bersifat kimia. Spermisid ini ada yang berbentuk jeli, busa, atau tissue. Spermisid dikenakan pada vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Spermisid mampu mematikan sperma dalam jumlah banyak. Cara ini mempunyai efektivitas 70% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Alat kontrasepsi yang bersifat hormonal di antaranya menggunakan pil dan suntikan. Pil dan suntikan dapat mencegah terjadinya ovulasi. Pil ini dikonsumsi secara oral setiap hari selama 21 hari di antara masa menstruasi, sedangkan suntikan dilakukan setiap 3 bulan sekali, kontrasepsi cara ini mempunyai efektivitas sebesar 99%.
c)    Cara mekanis
Kontrasepsi dengan cara mekanik meliputi pemakaian kondom oleh suami dan diafragma oleh istri, dan dapat juga menggunkan Intra Uterine Device (IUD). Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi sangat kuat. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya efektivitas sekitar 90% untuk menghindari terjadinya pembuahan.
Diafragma terbuat dari karet yang sangat tipis. Diafragma ini menutup uterus dan tuba fallopii untuk mencegah agar sperma tidak memasuki uterus. Diafragma mempunyai efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Selain kondom dan diafragma, alat kontrasepsi yang bersifat mekanik lainnya adalah IUD yang dipasang di uterus untuk mencegah implantasi zigot dan mencegah terjadinya pembuahan. Tidak seperti kondom dan diafragma, alat ini mempunyai efektivitas sekitar 98% untuk mencegah terjadinya pembuahan.

2.3.3   Proses Sosialisasi Keluarga Bahagia dan Sejahtera

Proses sosialisasi menurut Yaumil Agoes Akhir (1995 : 6) adalah suatu proses menjadikan seseorang dalam hal ini anak, tumbuh dan berkembang sebagai warga masyarakat yang memahami, menghayati dan bertingkah laku sesuai dengan kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Tujuan dari proses sosialisasi adalah agar anak dapat hidup secara serasi, selaras dan seimbang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Salah satu fungsi keluarga dalam kehidupan masyarakat yang sangat penting adalah fungsi sebagai pemeran untuk menyosialisasikan anak, karena kepribadian seorang anak sebagai makhluk sosial terjadi secara berkesinambungan sejak ia dilahirkan. Proses sosialisasi ini sangat tergantung kepada binaan orang tuanya. Orangtua hendaknya mengajrkan nilai dan norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat sesuai tempat tinggalnya.
Pada tahap awal perkembangannya, anak akan meniru segala sesuatu yang didengar dan dilihat atau yang dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian sudah seharusnya orang tua memberikan contoh-contoh yang baik kepada anak dan memberikan pemahaman terhadap hal-hal yang kurang baik. Proses sosialisasi dalam keluarga akan menimbulkan timbal balik antara anak dengan anggota keluarga, hal inilah yang disebut dengan interaksi.
Dalam proses sosialisasi sudah seharusnya mengajarkan dan menerapkan nilai keagamaan, agar anak dapat menjalani kehidupan dunia dan akhirat secara benar. Sosialisasi lainnya selain keagamaan, adalah sosialisasi nilai-nilai budaya yang mencakup sebagai berikut.
1)   Budi pekerti yang luhur.
2)   Sikap merendah (bukan rendah diri) seperti tidak sombong dan tidak pamer.
3)   Sikap sabar dan ulet.
4)   Sikap teliti, rapi, cermat dan sempurna.
5)   Memiliki tata krama yang baik.
6)   Gotong-royong.
Faktor lingkungan juga akan memperngaruhi kepribadian anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini orang tua hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan peranan dan fungsinya sebagai tokoh yang ditiru anak baik dalam keadaan berhasil maupun dalam keadaan gagal, yang mengawasi anak dalam pengertian, pengarahan dan pengendalian.








BAB III

PENUTUP


3.1    Kesimpulan

1.    Manusia merupakan organisme yang reproduksinya hanya dilakukan secara generatif. Organ reproduksi laki-laki dan organ reproduksi perempuan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda, tetapi ada persamaan homolognya. Organ reproduksi ini harus dijaga kesehatannya, agar tidak terjadi penyakit kelamin.
2.    Makhluk hidup adalah makhluk yang memiliki kode genetik. Kode genetik ini diperoleh dari hasil pembuahan orang tuanya. Setiap makhluk memiliki kode genetik berbeda. Manusia saja, memiliki kode genetik yang berbeda-beda tetapi kode gentik tersebut tetap dalam jumlah yang sama yaitu 46 kromoson atau 23 pasang kromosom.
3.    Keluarga adalah unit terkecil dalm masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya. Keluarga ini dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materil yang layak serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keluarga juga memegang peranan penting dalam proses pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan masyarakat.

3.2    Saran

Sebaiknya dalam penyusunan makalah ini membutuhkan referensi buku dan sumber yang sangat mendukung, agar tercapai makalah yang sesuai keinginan dan kebutuhan.    


 

DAFTAR PUSTAKA

 


Diastuti, Renni. 2009. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.

Ferdinan, Fictor, dkk. 2009. Praktis Belajar Biolagi 3. Jakarta : Pusat Perbukuan  Departemen Pendidikan Nasional.

Firmansyah, Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 3. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Hanum, Latifah Eva, dkk. 2009. Biologi 2 Kelas XI SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.

Purnomo, dkk. 2009. Biologi Untuk Kelas XI SMA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.

Rochmah, Siti Nur, dkk. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.

Subardi, dkk. 2009. Biologi 3 untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.

Suwarna. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA&MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar