PENDIDIKAN KEHIDUPAN KELUARGA
Mata
Kuliah :
Konsep Dasar IPA 2
Kode
/ SKS : KPD612202 / 2
SKS
Dosen
Pengampu :
Dr.Sowiyah,M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 4
Semester III A
Chatarina Linda Erlita 1413053025
Dian Enggal Prasetyo 1413053034
Faizatur Rokhmah 1413053048
Febri Puspitaningrum 1413053049
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Pendidikan
Kehidupan Keluarga”.
Dalam
penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami tidak lupa untuk
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu kami dalam
menyeleaikan makalah ini.
1.
Dr.Sowiyah,M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Konsep Dasar IPA 2.
2.
Rekan-rekan mahasiswa yang telah
memberikan masukan untuk makalah ini
Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Itu
semua karena keterbatasan kami. Untuk
itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat,
semoga dapat bermanfaat.
Metro,
November 2015
`
Penulis
DAFTAR
ISI
halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
BAB III PENUTUP
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sistem reproduksi adalah sistem
yang berfungsi untuk berkembang biak. Reproduksi merupakan bagian dari ilmu
faal (fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan
individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup. Reproduksi merupakan satu masalah yang
dibahas oleh manusia, dari permulaan dan juga dalam perinci-perinciannya. Untuk
memahami mekanisme reproduksi yang kompleks orang harus mengetahui anatomi , dan
juga fungsi dari organ reproduksi, reproduksi juga merupakan sesuatu untuk
menghasilkan keturunan. Dimana keturunan dihasilkan melalui proses perkawinan,
dalam proses tersebut individu baru lahir dengan memiliki pewarisan sifat dari
orang tuanya atau gen dari orang tuanya.
Salah satu teori sel mengatakan bahwa sel merupakan unit hereditas
makhluk hidup. Artinya adalah bahwa sel merupakan satuan yang di dalamnya
terkandung bahan-bahan atau materi yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat
dari induk kepada keturunanya. Unit-unit hereditas di dalam sel dipindahkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari induk kepada keturunannya
disebut gen.
Selama di dunia ini masih ada individu atau manusia maka masih akan terus
terjadi reproduksi dan lahir individu-idividu baru dan itu akan bertambah terus
menerus jumlahnya, oleh sebab itu pemerintah mencetuskan program keluarga
berencana yang bertujuan untuk mengatur atau menjarangkan
kelahiran agar pertambahan penduduk tidak terlalu pesat. Karena pertumbuhan
yang terlalu pesat juga akan mempengaruhi kesejahteraan suatu keluarga dan
bangsa. Dari materi reproduksi , genetika dan keluarga berencana sangatlah
berhubungan dan dalam makalah ini akan di jelaskan ketiga materi tersebut secara
lebih dalam.
1.2
Rumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka penulis mengambil perumusan masalah yaitu
- Bagaimanakah struktur
dan fungsi organ reprodusi laki-laki dan perempuan?
- Bagaimanakah proses
pembentukan sperma dan sel telur?
- Bagaimana proses
menstruasi yang terjadi pada perempuan?
- Apa saja penyimpangan
perilaku seksual?
- Apa saja penyakit yang
dapat menyerang organ reproduksi?
- Bagaimanakah proses
penurunan sifat pada manusia?
- Bagaimanakah pendidikan
keluarga sejahtera dan bahagia di Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui dan memahami struktur dan fungsi oragan reprodusi
laki-laki dan perempuan.
2.
Menjelaskan, mengetahui dan memahami proses pembentukan sperma dan sel
telur.
3.
Mengetahui dan memahami proses menstruasi yang terjadi pada
perempuan.
4.
Menjelaskan, memahami, serta dapat menyebutkan penyimpangan
perilaku seksual.
5.
Menjelaskan, memahami, serta dapat menyebutkan penyakit yang
dapat menyerang organ reproduksi.
6.
Mengetahui dan memahami proses penurunan sifat pada manusia.
7.
Mengetahui dan memahami pendidikan keluarga sejahtera dan
bahagia di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Manusia
2.1.1
Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi
Laki-laki
Alat
reproduksi pria berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria yakni sperma.
Berdasarkan letaknya, alat reproduksi pria terbagi menjadi dua bagian. Bagian
yang berada di dalam tubuh dinamakan alat reproduksi dalam, sedangkan bagian
yang terletak di luar dinamakan alat reproduksi luar.
a.
Organ reproduksi dalam
·
Testis
Testis atau buah zakar
adalah bagian dari organ reproduksi pria, terletak di bawah penis, dalam
scrotum (kantung zakar). Pria memiliki sepasang testis yang berbentuk oval
berada di kiri dan kanan untuk memproduksi sperma. Sepasang testis ini
dibungkus oleh lipatan kulit berbentuk kantung yang disebut kantung zakar
(skrotum). Fungsi testis adalah alat untuk menghasilkan sperma dan hormon
kelamin jantan yang disebut testoteron. Hormon inilah yang membuat
‘sifat jantan’, seperti otot-otot yang menonjol, suara besar, dan sebagainya.
Di dalam testis terdapat saluransaluran halus yang disebut tubulus seminiferus
yang merupakan tempat pembentukan spermatozoa.
·
Saluran pengeluaran (duktus ekskresi) terdiri atas:
a)
Vas eferens: saluran penghubung tubulus seminiferus dengan
epididimis.
b)
Epididimis: saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai
penyimpan sperma sampai sperma matang.
c)
Vas deferens: saluran lanjutan epididimis.
d)
Saluran ejaculatorius atau saluran pemancaran terdiri
atas sepasang
dan merupakan bagian dari vas deferens yang berfungsi memancarkan semen ke
uretra.
·
Kelenjar aksesoris terdiri atas:
a)
Vesika seminalis atau saluran mani: kelenjar yang
berkelok-kelok dan terletak di belakang kandung kemih. Sekretnya mengandung
fruktosa dan prostaglandin yang akan menjadi bagian dari semen.
b)
Kelenjar prostat melingkari uretra bagian atas dan terletak
di bawah kandung kemih. Sekretnya mengandung kolesterol, garam. Dan fospolipid
yang berperan untuk kelangsungan hidup spermatozoa.
c)
Kelenjar cowper atau glandula bulbouretralis: saluran yang
langsung menuju uretra. Sekretnya berupa lendir alkalis dan berperan pada waktu
awal ejakulasi. Terdiri atas sepasang.
b.
Organ reproduksi luar
·
Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus
yang artinya ekor) adalah alat kelamin jantan dan juga berfungsi sebagai
organ eksternal untuk urinasi. Secara struktural, penis tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil
yang berspons. Dua rongga yang terletak di tengah dinamakan korpus kavernosa.
Sedangkan satu rongga yang berada di bawah korpus kavernosa dinamakan korpus
spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran reproduksi yakni
uretra. Di bagian ujung penis terdapat bagian yang dinamakan kepala
penis (gland penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan
kulit yang disebut preputium.Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan
spons. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
·
Skrotum
Scrotum
merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Scrotum berjumlah sepasang,
yaitu scrotum kanan dan scrotum kiri. Di antara scrotum kanan dan scrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos.
2.1.2
Proses Pembentukan Sperma
(Spermatogenesis)
Proses
pembentukan sperma ini dinamakan spermatogenesis. Pada tubulus
seminiferus terdapat dinding yang terlapisi oleh sel germinal primitif yang
meng alami kekhususan. Sel germinal ini disebut spermatogonium (jamak =
spermatogonia). Setelah mengalami pematangan, spermatogonium memperbanyak diri
sehingga membelah secara terus-menerus (mitosis). Sedangkan sebagian
spermatogonium yang lain melakukan spermatogenesis.
Pada
fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung
23 pasang kromosom). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit
primer (2n). Berikutnya, spermatosit primer membelah menjadi spermatosit
sekunder secara meiosis (biasa dinamakan meiosis I). Jumlah spermatosit
sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n = 23 kromosom). Melalui
fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang
sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma
matang yang bersifat haploid (n).
Setelah
matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini
terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk
melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel-sel sertoli. Sperma yang sudah matang memiliki
bagian-bagian seperti kepala, leher, bagian tengah, dan ekor. Bagian kepala
sperma terlindungi suatu badan yang disebut akrosom. Bagian ini berinti
haploid. Selain itu, badan ini juga mengandung enzim hialurodinase dan proteinase.
Enzim ini berfungsi saat proses penembusan lapisan sel telur. Pada bagian
tengahnya terdapat mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi untuk
menggerakkan ekor sperma.
2.1.3
Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi
Wanita
a. Organ
Reproduksi Dalam
·
Ovarium
Ovarium atau indung telur
merupakan organ reproduksi dalam wanita yang berbentuk seperti telur dan
berjumlah sepasang. Letaknya, ada satu di rongga perut kiri dan satu lagi di
rongga perut kanan. Masing-masing ovarium terlindungi oleh kapsul keras dan
terdapat folikel-folikel.
Setiap folikel mengandung
satu sel telur. Fungsi folikel yakni memberikan makanan dan melindungi sel
telur yang sedang berkembang hingga matang. Setelah sel telur matang, folikel
akan mengeluarkannya dari ovarium. Proses pengeluaran sel telur dari ovarium
ini dinamakan ovulasi. Bagi wanita, proses ovulasi biasanya berlangsung
selama 28 bulan. Selain berperan dalam pelepasan sel telur, folikel-folikel
juga menghasilkan homon utama yakni estrogen.
·
Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi wanita
yang berfungsi sebagai jalur sel telur menuju uterus (rahim) dinamakan saluran
telur (oviduk) atau bisa juga disebut tuba Fallopi. Letaknya berada
pada bagian kanan dan kiri ovarium, sehingga jumlah keseluruhan oviduk ada
sepasang. Pada bagian pangkalnya terdapat bagian mirip corong yang dinamakan infundulum.
Infundulum ini memiliki jumbai-jumbai dengan fungsi sebagai penangkap sel telur
(ovum) yang lepas dari ovarium. Jumbai-jumbai ini dinamakan fi mbrae.
Dengan gerak peristaltik, sel telur yang tertangkap fi mbrae disalurkan melalui
oviduk menuju uterus.
·
Uterus
Uterus dikenal pula dengan
rahim atau kantung peranakan. Uterus adalah organ tebal dan berotot yang
dapat mengembang selama masa kehamilan. Bentuknya seperti buah pir. Pada bagian
bawah uterus terdapat struktur yang mengecil. Bagian ini disebut serviks atau
leher rahim.
Uterus mempunyai beberapa
lapisan penyusun, yakni lapisan terluar (perimetrium), lapisan tengah yang
berotot (miometrium), dan selaput rahim/lapisan terdalam (endometrium). Lapisan
endometrium mengandung banyak pembuluh darah dan lendir. Saat terjadi ovulasi,
lapisan endometrium mengalami penebalan. Namun, apabila sel telur tidak dibuahi
oleh sel sperma (tidak terjadi fertilisasi), lapisan endometrium segera
mengalami peluruhan. Proses peluruhan lapisan ini diikuti pendarahan dan kita
biasa menyebutnya dengan siklus menstruasi.
·
Vagina
Vagina merupakan saluran dengan dinding dalam
berlipat-lipat dan memanjang dari leher rahim ke arah vulva. Panjang
saluran ini sekitar 7-10 cm. Dalam keadaan normal,
dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada
ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan
atau selama melakukan hubungan seksual).
Lubang pada vagina disebut introitus
dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset.
Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan
(lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di
depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung
kemih.
b.
Organ reproduksi luar
Alat
reproduksi luar wanita adalah vulva. Vulva merupakan bagian paling luar
organ kelamin wanita yang bentuknya berupa celah. Pada bagian atas dan terluar
vulva terdapat bagian yang tersusun atas jaringan lemak. Bagian ini dinamakan mons
pubis. Saat masa pubertas, bagian ini banyak ditumbuhi oleh rambut. Di
bawah mons pubis terdapat bagian berupa lipatan dan jumlahnya sepasang. Bagian
demikian disebut bibir besar atau labia mayora. Adapun pada
bagian dalam labia mayora terdapat lipatan berkelenjar, tipis, tidak berlemak,
dan berjumlah sepasang, yang disebut labia minora. Fungsi kedua
bagian ini adalah sebagai pelindung vagina. Di dalam labia mayora ada sebuah
tonjolan kecil yang mengan dung banyak ujung ujung saraf perasa sehingga sangat
sensitif. Tonjol an tersebut dinamakan klitoris. Seperti halnya penis
laki-laki, klitoris akan bereaksi bila ada rangsangan. Reaksi ini dilakukan karena
klitoris mengandung banyak jaringan erektil. Di bawah klitoris terdapat orifi
cium erethrae, yakni muara saluran kencing. Kemudian, di bawah
klitoris terdapat bagian yang mengelilingi tepi ujung vagina. Bagian yang
dimaksud yakni selaput dara atau himen. Himen berselaput mukosa
dan mengandung banyak pembuluh darah.
2.1.4
Proses Pembentukan Sel Telur (Oogenesis)
Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium. Oogonium
berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer mengalami pembelahan
secara meiosis menjadi 2 sel baru yang disebut oosit sekunder. Akan
tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama, yang berukuran besar tetap oosit
sekunder, yang berukuran kecil disebut polosit primer atau badan kutub I.
Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah haploid mengalami
pembelahan sekali lagi, masing-masing menjadi dua sel baru. Oosit sekunder
menjadi ootid (n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit
II. Ootid berukuran paling besar. Dari keempat buah sel baru tersebut, hanya
ootid yang berkembang menjadi ovum dan fungsional. Tiga sel kutub atau polosit
mengalami degenerasi.
2.1.5
Siklus Mentruasi
Menstruasi terjadi pada semua wanita yang
sehat dan memiliki organ reproduksi yang sehat juga. Menstruasi bisa menjadi
salah satu pertanda bahwa wanita memiliki organ reproduksi yang sehat, dan
merupakan salah satu indikator kesuburan.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara
periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari). Pada hari ke-1
sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang
dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah
dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de
Graafyang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang
keluarnya LH dari hipoſsis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan
dinding uterus, yaitu endometrium yang
habis terkelupas waktu menstruasi. Selain itu estrogen menghambat pembentukan
FSH dan memerintahkan hipoſsis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang
folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari
ke-14. Waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah
menjadi badan kuning (korpus luteum). Badan kuning menghasilkan hormon
progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase
luteal. Selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan
LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron
berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometrium terhenti. Selanjutnya,
endometrium akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28.
Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada
progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis
kembali.
2.1.6
Penyimpangan-peyimpangan Perilaku
Seksual
Beberapa penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi untuk memenuhi kebutuhan biologis melalui perilaku seksual diantaranya
sebagai berikut :
1. Sadimus,
yaitu orang yang mencapai kepuasaan seksual dengan cara menyakiti, menghina
atau menyiksa orang lain.
2. Homoseksual,
yaitu laki-laki yang memiliki hasrat seksual atau melakukan hubungan kelamin
dengan jenis kelamin yang sama. Bila hubungan kelaminnya dilakukan melalui anus
disebut sodomi. Bila perilaku ini
terjadi pada sesama wanita disebut lesbian.
Namun bila perilaku seksual ini terjadi anta manusia dengan binatang, keadaan
ini disebut bestialiti.
3. Masochismus,
suatu kelainan yang mirip dengan sadismus,
namun pada masochismus ini selain
orang tersebut memperoleh kepuasan seksual dengan melihat penderitaan fisik
maupun mental orang lain juga melalui penderitaan dirinya sendiri.
4. Masturbasi,
suatu pencapaian kepuasaan seksual melalui rangsangan genital dengan tangan
atau dengan cara mekanik laiannya.
2.1.7
Macam-macam Penyakit Seksual
1. Gonorrhoea
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoea. Bakteri tersebut
dapat menyerang pria maupun wanita. Seseorang yang terkena penyakit ini di
antaranya akan terasa sakit sewaktu kencing karena dari saluran kencing keluar
cairan kental berupa nanah. Infeksi kronis penyakit ini dapat menyebabkan
kemandulan baik pada pria maupun wanita. Penyakit ini dapat diturunkan kepada
bayi yang dilahirkan dari orang tua yang mengidap gonorhoe. Bayi yang
terinfeksi gonorhoe matanya tampak merah dan bengkak. Dalam waktu 1–5 hari
setelah kelahiran, mata tersebut dapat mengeluarkan cairan yang kental sehingga
bisa menyebabkan kebutaan apabila tidak segera diobati.
2. Syphillis
Penyakit ini disebabkan oleh Treponema pallidium, yaitu sebuah
spirochet (bakteri yang berbentuk spiral). Banyak terjadi di seluruh dunia,
terutama dapat menyerang manusia usia 20–35 tahun. Lebih lazim terjadi di
daerah perkotaan. Diperkirakan terdapat kenaikan jumlah penderita di beberapa
negara industri seiring dengan meningkatnya penggunaan narkoba dan pelacuran.
Penularan terjadi melalui kontak langsung antara luka (yang bernanah atau yang
membengkak) di kulit dengan selaput lendir atau cairan tubuh (air mani, darah,
cairan vagina) selama berhubungan seksual. Penularan bisa terjadi melalui
transfusi darah bila donor berada dalam tahap awal infeksi tersebut. Infeksi
bisa ditularkan dari seorang ibu hamil yang terinfeksi kepada bayi yang
dikandungnya.
3. Herpes
Genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes simplex tipe 2 (HSV-2). Gejala
yang paling umum adalah bintil-bintil berisi cairan dan terasa sakit.
Bintil-bintil dapat muncul di daerah sekitar alat kelamin atau dubur serta
mulut. Bintil-bintil akan timbul selama 1–3 minggu, dan kemudian hilang.
Beberapa waktu kemudian bintil-bintil akan muncul dan hilang secara berulang.
Sebelum bintil-bintil muncul, alat kelamin terasa gatal atau panas. Setelah itu
penderita akan mengalami gejala seperti flu. Walaupun infeksi herpes di
kemaluan tidak bisa diobati, perkembangan klinisnya bisa dikurangi dengan
pengobatan.
4. Trichominiasis
Sebuah infeksi umum yang terjadi
terus-menerus di saluran kencing perempuan. Infeksi ini disebabkan oleh
Protozoa Trichomonas vaginalis.
Banyak terjadi di seluruh dunia dan terutama didiagnosis pada wanita berusia
16–35 tahun. Pada wanita, infeksi ini menyebabkan peradangan di vagina sehingga
banyak mengeluarkan cairan yang berwarna kuning dan berbau tidak enak. Gejala
penyakit ini berupa peradangan saluran kencing. Diagnosis dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopik dari cairan serta perlu diadakan identifikasi mengenai
ada tidaknya parasit.
5. Clamidia
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis dan dapat
menjangkiti pria maupun wanita. Gejala yang ditimbulkan hampir sama dengan
gonorhoe ditambah dengan terjadinya radang leher rahim pada wanita. Biasanya
orang yang terinfeksi oleh bakteri ini akan mengalami pembengkakan dan
penyempitan saluran uretra sehingga menhalangi aliran urine. Pengeluaran urine
dapat disertai dengan rasa sakit dan nanah.
6. Kutil
kelamin
Penyakit ini disebabkan virus Papillomamanusia (HPV:Human Papilloma Virus). Kutil-kutil ini tumbuh di daerah
kemaluan, tetapi dapat juga tumbuh di sekitar dubur.
7. Acquired
Immune Deficiency Syndrom(AIDS)
AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit
yang timbul karena menurunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV
(Human Immunodeficiency Virus) di dalam tubuh. HIV merupakan suatu virus yang
menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan daya
tahan tubuh, sehingga mudah diserang infeksi/penyakit. Virus HIV ini dapat
hidup di dalam 4 cairan tubuh manusia yaitu: 1) cairan darah, 2) cairan sperma,
3) cairan vagina dan 4) air susu ibu.
2.2 Penurunan
Sifat pada Manusia
2.2.1
Materi
Genetika
Salah satu teori sel
mengatakan bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup. Artinya adalah
bahwa sel merupakan satuan yang di dalamnya terkandung bahan-bahan atau materi
yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat dari induk kepada keturunanya.
Unit-unit hereditas di dalam sel dipindahkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya atau dari induk kepada keturunannya disebut gen.
A.
Kromosom
1)
Sejarah Penemuan Kromosom
Istilah kromosom
diperkenalkan pertama kali oleh W. Waldeyer pada tahun 1888. Kromosom berasal
dari bahasa latin yaitu (krom=warna, soma= tubuh, badan). Kromosom dapat
diartikan sebagai badan yang mampu menyerap warna. Pada tahun 1933 Morgan
menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan sifat-sifat genetik. Beberapa ahli
lainnya yaitu Heitz (1935), Kuwanda (1939), Gritter (1940), dan Kaufman (1948),
kemudian menyusul memberikan keterangan banyak tentang morfologi kromosom.
2)
Struktur dan Morfologi Kromosom
Ukuran kromosom bervariasi
dari satu spesies yang lainnya. Panjang kromoson berkisar antara 0,2 sampai 0,5
µ, dan berdiameter 0,2 sampai 20 µ. Kromosom akan tampak jelas pada inti sel
pada waktu sel mengadakan pembelahan. Pengamatan pada salah satu pembelahan
sel, yaitu pada fase profase, kromosom terdiri dari dua bagian yang sama
disebut kromatid. Kromatin
akan terlihat sebagai benang yang mengandung struktur manik-manik (beads on a
string), yakni nukleosom. Benang kromatin ini ditemukan di dalam inti sel.
Ketika sel akan membelah, benang kromatin membentuk pilinan yang semakin padat
sehingga dapat terlihat menggunakan mikroskop. Struktur yang dihasilkan oleh
pengompakan benang kromatin tersebut dikenal sebagai kromosom. Bagian yang
membagi kromosom menjadi dua kromatid yaitu
sentromer yang tidak mengandung gen.
Bagian- bagian dari kromosom, yaitu sebagai berikut:
1)
Kromonema
Pita yang berbentuk spiral yang ada di dalam kromosom.
2)
Kromomer
Penebalan-penebalan kromonema di beberapa
tempat.
3)
Sentromer
Bagian kepala kromosom. Sentromer membagi kromosom dalam 2 tangan yang panjangnya berbeda
yang disebut kromatid.
4)
Lekukan kedua/ sekunder
Menjadi tempat terbentuknya nukleolus.
5)
Telomer
Bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalangi
bersambungnya kromosom satu dengan yang lain.
6)
Satelit
Bagian yang merupakan tambahan pada ujung kromosom.
Tidak semua kromosom memiliki satelit.
Berdasarkan letak sentromer atau panjang lengan kromosom
dapat di bedakan menjadi empat macam, yaitu:
a)
Telosentrik, yakni kromosom yang letak
sentromernya berada di ujung kromosom. Lengan ada satu atau dua yang satu
pendek sekali .
b)
Akrosentrik, yakni kromosom yang letak
sentromernya mendekati salah satu ujung kromosom. Lengan ada dua dan satu
pendek.
c)
Submetasentrik, yakni kromosom yang letak
sentromernya mendekati bagian tengah kromosom. Lengan ada dua dan satu agak
pendek.
d)
Metasentrik, yakni kromosom yang letak
sentromernya berada di tengah-tengah sehingga bentuk kromosom tampak seperti
huruf V. Lengan ada dua dan sama panjang.
3)
Jumlah Kromosom
Pada organisme tingkat
tinggi terdapat dua macam sel yaitu sel kelamin (gamet) dan sel somatis. Sel kelamin merupakan telur (ovum) atau
sperma. Sedankan sel somatis merupakan sel yang menyusun seluruh tubuh kecuali
kelamin. Sel sperma dan sel telur manusia hanya memiliki 23 kromosom,
sedangkan sel kelamin buah hanya memiliki 4 kromosom. Jumlah kromosom ini
disebut haploid atau n.
Tabel jumlah
kromosom (2n) pada berbagai hewan dan tumbuhan
4)
Tipe kromosom
Setiap
makhluk hidup eukariotik selalu memiliki dua jenis kromosom, yaitu gonosom
(kromosom kelamin) dan autosom (kromosom tubuh). Kedua jenis kromosom ini
diperkenalkan kali pertama oleh T. H. Montgomery.
a.
Kromosom Tubuh (Autosom)
Autosom
berfungsi mengatur dan mengendalikan sifat-sifat tubuh makhluk hidup. Kromosom
ini tidak berperan dalam mengatur jenis kelamin. Autosom terdapat pada individu
jantan dan individu betina dengan jumlah yang sama dan berpasangan (diploid).
b.
Kromosom Kelamin (Gonosom)
Gonosom
memiliki banyak nama lain, di antaranya aelosom atau heterokromosom atau
kromosom kelamin. Kromosom ini memiliki susunan pasangan yang berbeda pada
individu jantan dan betina. Pada manusia gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah
kromosom. Jumlah tersebut samadengan gonosom yang terdapat pada lalat buah.
Sebagai contoh manusia memiliki
23 pasang kromosom. Dari 23 pasang kromosom tersebut 22 merupakan kromosom
autosom dan satu pasang kromosom gonosom.
B.
Gen
Gen adalah unit bahan
genetis. Istilah gen dikemukakan pertama kali oleh W. Johanssen(1909). Istilah
ini sebagai pengganti istilah determinant factor atau elemen yang dikemukakan
oleh Gregor Mendel. Menurut Thomas Hunt Morgan, gen merupakan materi yang
kompak dan mengandung satuan informasi genetik yang mengatur sifat-sifat
menurun, memenuhi lokus suatu kromosom.
1)
Fungsi Gen
Gen adalah unit hereditas
terkecil. Besarnya kira-kira 4-50µm. Gen pada semua organisme prokariot dan eukariot terdiri dari DNA. Gen menumbuhkan serta mengatur berbagai
jenis karakter dalam tubuh, yaitu: karakter fisik (morfologi, anatomi,
fisiologi) maupun karakter psikis (pemalu, pemarah, penakut, keinginan ). Ada
gen yang berfungsi memacu gen lain untuk bekerja menyintesis protein tertentu,
dan ada yang menghentikannya. Setiap gen merupakan sebuah asam nukleat DNA yang
menyebar di seluruh sel dan mengatur
pembentukan sebuah protein spesifik . mayoritas protein adalah enzim yang
berfungsi sebagai katalisator sebagai reaksi oksidasi kimia yang berbeda di
dalam sel.
2)
Letak Gen
Gen terdiri atas DNA (deoxyribonucleic acid) yang diselubungi
dan diikat oleh protein sehingga secara kimia DNA adalah unit bahan genetis.
Gen akan diwariskan melalui pembelahan sel. Gen terletak pada lokus-lokus yang
berderet di dalam kromosom. Jarak lokus ditentukan dari sentromernya, satuannya
disebut unit atau millimorgan (mM). Pada umumnya, kromosom ditemukan dalam
keadaan berpasangan. Pasangan kromosom tersebut dinamakan kromosom homolog.
Suatu kromosom akan berpasangan dengan kromosom lain yang memiliki kesamaan bentuk,
ukuran, maupun jumlah jenis gen yang dikandungnya. Pada pasangan kromosom
homolog terdapat pasangan lokus yang berada dalam satu garis horizontal yang
disebut lokus yang bersesuaian. Gen-gen yang terletak pada lokus bersesuaian
dengan pasangan kromosom homolognya dan memberikan pengaruh yang berlawanan
terhadap sifat yang dikendalikan, disebut alel
3)
Jumlah dan Simbol Gen
Jumlah gen pada setiap pasnag
kromosom terdapat kira-kira 1000 buah, maka jumlah gen keseluruhan pada Drosophilla sekitar 4000 (4 pasang
kromosom). Bila di bandinkan dengan manusia yang memiliki 46 kromosom (23
pasang) dapat diperkirakan ada sekitar 50000 gen. Perkiraan lain gen manusia
berjumlah sekitar 100000 gen. Penulisan kromosom
digambarkan dengan garis vertikal beserta garis pendek horizontal untuk
menunjukkan posisi gen. Simbol gen tersebut dilambangkan dengan huruf Latin
yang berupa huruf kapital atau huruf kecil, sesuai dengan dominansinya. Sebagai
contoh, huruf kapital H berarti kulit hitam, yang dominan terhadap gen h yang
berarti kulit putih. Demikian, pula dengan sifat lainnya yang dilambangkan
dengan huruf lain pula. Contohnya Aa, Bb, MmHh, AA, dan CC. Pada contoh
tersebut, Bb menunjukkan bahwa gen B dan gen b berada pada satu pasang kromosom
homolog.
C.
Asam Deoksiribonukleat
(DNA) dan Asam Ribonukleat (RNA)
Berikut akan dibahas kedua asam
tersebut, yaitu:
1)
Asam Deoksiribonukleat
(DNA)
DNA (Deoxyribonucleic acid) merupakan
komponen yang paling penting dalam kehidupan karena sebagai pembawa informasi
genetik dari satu generasi ke generasi lain. DNA merupakan polimer besar yang
tersusun atas unit-unit nukleotida yang berulang-ulang. Setiap nukleotida
tersusun atas gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen. Gula pentosa pada
nukleotida merupakan gula deoksiribosa.
Molekul gula ini terikat pada basa nitrogen. Basa nitrogen tersusun atas purin
dan pirimidin. Purin tersusun atas guanin(G) dan adenin(A), sedangkan pirimidin
tersusun atas timin(T) dan sitosin atau Cytosine (C). Basa-basa nitrogen ini
mengadakan persenyawaan kimia dengan gula pentosa membentuk molekul deoksiribonukleosida (nukleosida). Deoksiribonukleosida akan bergabung
dengan gugus fosfat untuk membentuk deoksiribonukleotida(nukleotida).
Monomer yang
terdiri atas fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen disebut nukleotida. Jadi,
molekul DNA dapat mengandung ribuan nukleotida
(polinukleotida).
Molekul DNA berbentuk rantai
panjang yang double helix teori ini
di kemukakan oleh Watson- Crick pada tahun 1953. Dua rantai Deoksiribosa dan fosfat saling
bergantian menyusun pita spiral dan merupakan tulang punggung atau poros dari
molekul DNA. DNA dapat berfungsi sebagai heterokatalis, artinya DNA dapat
menyintesis molekul lain, membentuk RNA. DNA juga berfungsi sebagai
autokatalitik, artinya DNA mampu membentuk dirinya sendiri. Dengan fungsi
otokatalitik, DNA dapat memperbanyak diri melalui suatu proses yang dinamakan
replikasi. Replikasi DNA akan menghasilkan DNA baru dari rantai DNA yang telah
ada. Proses replikasi ini memerlukan deoksiribonukleosida fosfat dan beberapa
enzim.
Tiga kemungkinan cara replikasi
melalui DNA yaitu:
a.
Semi Konservatif
Double helix pada molekul
DNA yang lama membuka dengan perantaraan enzim kemudian disamping pita yang
lama dibentuk pita DNA baru .
b.
Konservatif
Molekul DNA yang lama tidak
berubah, Double helix tidak membuka, terbentuk Molekul DNA yang
terdiri dari dua pita baru . molekul DNA
anak yiak mengandung bagian dari molekul DNA asli.
c.
Dispersif
Molekul DNA/pita lama putus
menjadi beberapa bagian dan untuk potongan-potongan itu di bentuk DNA baru.
2)
Asam Ribonukleat
(RNA)
Selain DNA,
sel yang bertipe prokariotik maupun eukariotik memiliki asam nukleat berupa
ribonucleic acid(RNA). Pada umumnya, RNA merupakan hasil sintesis DNA, kecuali
pada beberapa jenis virus. RNA adalah polimer asam nukleotida dari empat jenis
ribonukleotida. Molekul RNA dapat berbentuk pita tunggal atau pita ganda yang
tidak terpilin heliks, seperti halnya pada DNA . Setiap pita RNA terdiri atas
ribonukleotida (polinukleotida). RNA mengandung gula pentosa, basa nitrogen,
dan asam fosfat. Gula pentosanya berupa ribosa. Basa nitrogen purinnya terdiri
atas adenin (A) dan guanin (G), sedangkan pirimidinnya terdiri atas sitosin (C)
dan urasil(U) .
Perbedaan antara RNA dan DNA,
yaitu:
a.
RNA memiliki pita tunggal sedankan DNA berpita
ganda(double helix).
b.
RNA mengandung gula ribosa sedankan DNA mengandung gula deoksiribosa.
c.
RNA memiliki pirimidin
urasil (U) sebagai pengganti timin (T).
Pada DNA U berpasangan dengan adenin
(A).
d.
Molekul RNA lebih pendek dari DNA.
Berdasarkan
letak serta fungsinya, RNA di bagi menjadi beberapa, yaitu :
a.
RNA duta atau “messengerRNA” (mRNA) merupakan
asam nukleat yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau
terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Fungsi
utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA ke ribosom. mRNA juga
berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.
b.
RNA transfer(tRNA) merupakan RNA terpendek yang
bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi
mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke
ribosom. Pada tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang disebut
antikodon dan bagian yang berfungsi sebagai pengikat asam amino.
c.
RNA ribosom(rRNA) merupakan RNA dengan jumlah
terbanyak dan penyusun ribosom. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang,
dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi rRNA sampai sekarang
masih belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki peranan penting dalam
proses sintesis protein.
3)
Peranan DNA dan RNA dalam Sintesis Protein
Berikut
adalah contoh bagaimana penerjemahan kodon pada mRNA terjadi sehingga dapat
dihasilkan polipeptida:
a.
DNA membentuk messenger RNA (membentuk pasangan)
(mRNA). mRNA mentranskripsi kode genetik yang terdapat pada DNA menjadi kode
genetik yang terdapat mRNA yang dinamakan kodon.
b.
mRNA keluar dari inti sel (nukleus) melalui
retikulum endoplasma menuju ribosom dan menempelkan dirinya pada ribosom.
c.
Di dalam sitoplasma tRNA mengadakan translasi
kodon pada mRNA menjadi antikodon pada tRNA.
d.
tRNA yang
memiliki antikodon SGU akan mengangkut asam amino arginin, tRNA berantikodon
ASG mengangkut treonin, dan tRNA berantikodon AAA mengangkut lisin.
e.
tRNA
mengangkut asam amino ke ribosom yang kemudian disusun menjadi polipeptida atau
protein.
f.
Dalam pembentukkan polipeptida, asam amino yang
satu digabung dengan asam amino yang lain oleh ikatan peptida. Proses ini
berjalan terus sampai akhirnya ditemukan kodon, misalnya stop (UAG).
D.
Mekanisme Pewarisan Sifat Dan Hubungannya Dengan
Kromosom, Gen dan DNA dalam Pewarisan Sifat
Reproduksi
sel merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel
satu (uniseluler), proses tersebut merupakan cara untuk menghindar dari
kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), reproduksi
sel bertujuan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Melalui pembentukan sel-sel gamet (sel kelamin), reproduksi
sel merupakan cara makhluk hidup mewariskan sifat kepada keturunannya.
Reproduksi
seksual maupun reproduksi aseksual bergantung pada pembelahan sel. Pembelahan
sel dilakukan dengan bermacam-macam cara bergantung pada jenis sel dan makhluk
hidupnya. Pada makhluk hidup yang inti selnya tidak memiliki selaput
(prokariot), misalnya pada bakteri pembelahannya dilakukan secara langsung,
tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan sel seperti ini dinamakan
amitosis.
2.2.2
Penerapan
Teori Genetika Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gregor Johann Mendel (1822-1884) melakukan
percobaan-percobaan untuk mengetahui penurunan sifat induk kepada keturunannya.
Beliau mengemukakan teori bahwa orang tua atau induk memberikan faktor-faktor
kepada keturunannya. Dengan kata lain ada faktor keturunan yang diturunkan
kepada orang tua kepada keturunannya. Mendel melakukan percobaan pewarisan
sifat pada tanaman ercis (Pisum sativum).
Ada beberapa alasan mengapa tanaman ercis
dipilih oleh Mendel untuk memulai percobaannya ini, di antaranya sebagai
berikut.
a. Tanaman ercis (Pisum sativum) memiliki
variasi yang cukup kontras, di antaranya:
·
warna
biji : kuning dan hijau
·
kulit biji : kisut dan halus
·
bentuk
buah/polong : halus dan bergelombang
·
warna
bunga : ungu dan putih
·
tinggi
batang : panjang dan pendek
·
posisi
bunga : aksial (ketiak daun) dan terminal (ujung batang)
b. Dapat melakukan penyerbukan sendiri.
c. Cepat menghasilkan keturunan.
d. Mudah dikawin silangkan.
Istilah-istilah dalam mempelajari
persilangan antara lain:
a. Sifat beda
sifat pada makhluk hidup yang dipelajari pewarisannya dari generasi ke
generasi.
b. Sifat genotip dan sifat fenotip
Sifat genotip adalah sifat makhluk hidup yang ditentukan oleh gen dan
tidak tampak dari luar. Sedangkan sifat fenotip adalah sifat makhluk hidup yang
tampak dari luar dan merupakan perpaduan antara sifat genotip dan lingkunganya.
c. Sifat dominan
Sifat yang selalu muncul dalam persilangan sehingga sealu menutup sifat
lainnya.
d. Sifat resesif
Sifat yang tidak muncul dalam persilangan sehingga tertutup oleh sifat
lain.
e. Sifat intermediet
Sifat baru yang merupakan perpaduan sifat induknya.
f. Sifat homozigot dan heterozigot
Pada suatu makhluk hidup, sifat genotip diberi simbol sepasang huruf
yang sama. Sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut alel. Individu yang memiliki sepasang alel yang
sama di sebut homozigot (MM, mm), sedangkan individu yang memiliki sepasang
alel yang berbeda disebut heterozigot (Mm).
Seluruh hasil pengamatan terhadap
percobaannya itu menghasilkan
perbandingan 3 : 1. Dari percobaan pertamanya ini, Mendel kemudian
merumuskan suatu hipotesis bahwa sifat yang ada pada organisme akan diturunkan
secara bebas atau dikenal dengan Hukum I Mendel.
1. Monohibrida
Persilangan monohibrid merupakan persilangan yang hanya menggunakan
satu macam gen yang berbeda atau menggunakan satu tanda beda. Contoh:
Rambut lurus adalah sifat resesif. Dari perkawinan orangtua yang
keduanya berambut keriting heterozigot, berapakah kemungkinan perbandingan
anak-anaknya?
Jawab
P : Keriting × Keriting
Kk Kk
Gamet : K, k
K,k
F1 :
: KK , 2 Kk , kk
3 Keriting 1 lurus 75% :25%
Jadi, keturunan F1 yang dihasilkan adalah 75% berambut keriting dan 25%
berambut lurus.
2. Dihibrida
Persilangan dihibridmerupakan persilangan yang menggunakan dua
tanda beda atau dua pasangan kromosom yang berbeda. Suatu sifat dari
organisme tidak hanya diturunkan melalui satu jenis alel saja, tetapi beberapa
sifat juga dapat diturunkan oleh beberapa alel secara bersamaan. Contoh.:
Jika kacang ercis biji bulat adalah BB dan kacang ercis biji warna
kuning adalah KK maka kacang ercis biji bulat warna kuning adalah BBKK dan
kacang ercis biji kisut warna hijau adalah bbkk. Dari persilangan parental
kacang ercis biji bulat warna kuning (BBKK) dengan kacang ercis biji kisut
warna hijau (bbkk), warna kuning seluruhnya (BbKk). Perkawinan antara F1 dapat
dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut.
Dari metode di atas, diperoleh perbandingan fenotipe = 9/16 biji bulat
kuning, 3/16 biji bulat hijau, 3/16 biji kisut kuning, dan 3/16 biji kisut
hijau. Dalam banyak persilangan antara organisme heterozigot dengan dua pasang
gen, maka kombinasi perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 adalah jumlah yang sangat umum
ditemukan. Dari percobaan ini, Mendel menemukan bahwa setiap sifat dari kedua
induk diturunkan secara bebas dan tidak terikat dengan sifat yang lainnya
sehingga Mendel menamakannya hukum pemisahan secara bebas atau disebut Hukum II
Mendel. Jika terdapat dua individu berbeda dalam dua sifat atau lebih maka
sifat yang satu akan diturunkan tidak bergantung pada pasangan sifat lainnya.
2.2.3
Penerapan Teori Genetika Pada Sifat Manusia
1.
Golongan
Darah A, B, AB dan O
Golongan darah manusia bersifat menurun
(herediter) dan ditentukanoleh alel ganda. Alel pengendali golongan darah
sistem ABO adalah IA, IB,
dan IO. Sistem golongan darah ABO ini diperkenalkan oleh Karl
Landsteiner (1868–1943). Penggolongan ini berdasarkan jenis antigennya yang
terdapat di dalam eritrosit. Antigen merupakan protein yang mampu merangsang
pembentukan antibodi. Golongan darah yang dikenalkan oleh Landsteiner, adalah
golongan darah A, B, AB, dan O. Alel IO resesif terhadap IA
dan IB. Akan tetapi, IA dan IB merupakan alel
kodominan sehingga IA tidak dominan terhadap IB dan IB
tidak dominan terhadap IA. Interaksi antara alel IA, IB,
dan IO dapat menyebabkan terjadinya
4 macam fenotipe.
Tabel
golongan darah manusia sistem ABO
2. Mengetahui Faktor Genetik dengan
Menggunakan Sejarah Keluarga
Tidak seperti hewan dan tumbuhan yang dapat direkayasa persilangannya,
untuk mempelajari faktor genetik pada manusia dapat digunakan catatan keluarga
sehingga terbentuk peta keluarga. Hal ini bermanfaat karena terdapat kelainan
manusia yang diturunkan seperti keala botak, phenylketonuria, thalesimia,
hemofilia. Selain itu ada beberapa penyakit yang diturunkan berdasarkan
alelnya, yaitu:
a. Alel resesif pada kromosom tubuh
Nama Penyakit
|
Akibatnya
|
Talasemia
|
Hemoglobin tidak normal, perbesaran
tulang dan limfa.
|
Penyakit Sicle sel
|
Hemoglobin tidak normal, berbentuk bulan
sabit, anemia, sirkulasi darah yang terhambat.
|
Cystic
Fibrosis
|
Membran protein yang tidak sempurna,
dihasilkan lendir yang melimpah pada saluran pernapasan dan perencanaan,
pernapasan dan perencanaan tidak bekerja.
|
Phenilketonuria
|
Ketiadaan enzim, kemunduran mental.
|
Albino
|
Ketiadaan enzim pigmentasi, kulit, rambut
dan mata tidak berpigmen.
|
b. Alel resesif pada kromosom X
Nama penyakit
|
Akibatnya
|
Dhucena
muscular dystrophy
|
Otot
rangka mati, lemas dan tidak bekerja.
|
Hemofilia
|
Pendarahan
terus menerus
|
Fragile
x Syndrom
|
Gangguan
perkembangan mental.
|
c. Alel dominan pada kromosom tubuh
Nama penyakit
|
Akibatnya
|
Hypercholesterokimia
|
Ketiadaan protein yang membawa kolesterol
dari darah, serangan jantung pada umur 50 tahun
|
Huntingtons
deasease
|
Kerusakan mental dan saraf bertahap
|
d. Disebabkan oleh variasi kromosom
Nama penyakit
|
Akibatnya
|
Down syndrome (kelebihan kromosom pada no
21)
|
Keterlambatan mental dan sarangan
jantung.
|
Klinefelter syndrome (kelebihan X pada
wanita, sehingga menjadi XXY)
|
Kelainan pada perkembangan seksual.
|
Tumar Syndrome
|
Kulit melipat pada bagian leher dan
mandul.
|
2.3 Pendidikan
Keluarga Sejahtera dan Bahagia
2.3.1 Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera
1. Pengertian Keluarga
Pengertian
keluarga menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1992 adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak atau ayah dan anaknya atau
ibu dan anaknya. Keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan serasi, selaras, seimbang antara anggota
keluarga dan antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Menurut
Undang-undang tersebut, disebutkan bahwa tanggung jawab sebuah keluarga dalam
memenuhi kebutuhan setiap anggota keluarganya, terutama kebutuhan anak yang
sangat majemuk dan beragam. Kebutuhan tersebut mencakup sandang, pangan, kasih
sayang dan rasa aman, pendidikan yang setinggi-tingginya agar kelak dia dapat
hidup mandiri dan mencapai kesejahteraan lahir dan batin. Satu hal yang tidak
kalah pentingnya dalam suatu keluarga adalah kebutuhan sosialisasi yaitu
kebutuhan untuk berkembang menjadi seseorang yang pandai menyesuaikan diri
dengan masyarakat atau kehidupan sosial.
2. Pengertian Keluarga Sejahtera
Pengertian
nilai sejahtera yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sedikit berbeda dengan
negara barat. Nilai sejahtera di negara barat ditekankan pada pencapaiannya
nilai-nilai materi atau kebendaan, sedangkan di Indonesia kesejahteraan itu
lebih menyangkut nilai-nilai spiritual atau rohaniah. Beberapa pengertian
mengenai keluarga sejahtera adalah sebagai berikut :
a.
Keluarga yang memiliki ketahanan,
meliputi ketahanan fisik dan nonfisik yang sekaligus memiliki kemampuan bagi
persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa terutama sekali nilai-nilai agama.
b.
Keluarga yang dimulai dengan
adanya suatu perkawinan yang sah dan mampu melahirkan keturunan. Keturunan yang
dilahirkan dipikirkan dan dipermasalahkan, bagaimana dia hidup selanjutnya.
c.
Keluarga yang mampu memperbaiki
dan meningkatkan kondisi mental, fisik dan sosial keluarganya.
d.
Keluarga yang sanggup memperbaiki
kualitas pelajaran anggotanya terhadap masyarakat dan memperkaya pengalaman
untuk menunjang kebahagiaan keluarganya.
Keluarga
yang sejahtera berarti keluarga yang mampu memenuhi kebutuhan pokok
anggota-anggotanya, dapat menjamin rasa aman, damai, akrab, dihargai, diakui,
mandiri, dan kebutuhan lainnya yang diperlukan oleh anggota keluarganya. Untuk
menciptakan keluarga sejahtera hendaknya ditumbuhkan kembangkan kesadaran
kepada masyarakat akan pentingnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab, nilai-nilai agama, dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa.
2.3.2 Peran
Alat Kontrasepsi dalam Keluarga Berencana
Program
keluarga berencana yang bertujuan untuk mengatur atau menjarangkan kelahiran
agar pertambahan penduduk tidak terlalu pesat. Pengertian ini perlu ditekankan
karena keluarga berencana bukan bertujuan untuk menghentikan keliharan, tetapi
untuk mengendalikan kelahiran (birth
cintrol). Proses pengontrolan kelahiran dapat dilakukan dengan beberapa
cara seperti pengangkatan gonad (testes dan ovarium) dan uterus, steeilisasi,
dan alat kontrasepsi.
1.
Pengankatan Gonad dan Uterus
Pengangkatan
gonad dapat dibedakan atas pengangkatan testes yang disebut kastrasi dan
pengangkatan ovarium disebut oophorektomi. Sedangkan pengangkatan uterus
dinamakan histerektomi. Pengangkatan ini dilakukan melalui operasi yang
kesemuanya itu merupakan tindakan preventif agar tidak terjadi pembuahan antara
sel telur dengan sel sperma. Ketiga proses proses tersebut baik suami ataupun
istri tidak memungkinkan untuk memperoleh keturunan, tindakan ini juga
memberikan efek samping karena dengan diangkatnya gonad berarti menghilangkan
salah satu sistem endokrin. Tetapi biasanya operasi ini dilakukan apabila organ
tersebut terserang suatu penyakit. Bila operasi ini dilakukan pada laki-laki
sebelum masa puber, maka dia akan kehilangan perkembangan sifat-sifat kelamin
sekundernya.
2.
Strerilisasi
Sterilisasi
dilakukan dengan mengikat atau memotong saluran vas deferens dikenal dengan istilah vasektomi,
atau mengikat atau memotong tuba fallopii dikenal
dengan istilah tubektomi.
3.
Alat kontasepsi
a)
Cara alami
Untuk
mencegah terjadinya kehamilan secara alami dapat dilakukan dengan cara,
misalnya dengan melakukan hubungan suami-istri pada saat istri sedang tidak
dalam masa subur atau sering disebut dengan istibra
berkala. Masa subur terjadi pada saat wanita mengalami ovulasi. Masa subur
ini dapat diperkirakan dengan menghitung siklus menstruasi pada setiap
bulannya, yaitu 11–18 hari sejak hari pertama menstruasi. Cara seperti ini
dikenal dengan metode kalender. Cara ini akan efektif, bila istri memiliki
siklus menstruasi yang teratur, apabila tidak teratur, maka kesalahan dalam
menentukan tanggal sangat mungkin terjadi.
b)
Cara kimiawi
Kontrasepsi
secara kimiawi meliputi metode spermisidal dan hormonal. Spermisid merupakan
alat kontrasepsi yang bersifat kimia. Spermisid ini ada yang berbentuk jeli,
busa, atau tissue. Spermisid dikenakan pada vagina sebelum melakukan hubungan
seksual. Spermisid mampu mematikan sperma dalam jumlah banyak. Cara ini mempunyai
efektivitas 70% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Alat
kontrasepsi yang bersifat hormonal di antaranya menggunakan pil dan suntikan. Pil
dan suntikan dapat mencegah terjadinya ovulasi. Pil ini dikonsumsi secara oral
setiap hari selama 21 hari di antara masa menstruasi, sedangkan suntikan dilakukan
setiap 3 bulan sekali, kontrasepsi cara ini mempunyai efektivitas sebesar 99%.
c)
Cara mekanis
Kontrasepsi
dengan cara mekanik meliputi pemakaian kondom oleh suami dan diafragma oleh
istri, dan dapat juga menggunkan Intra
Uterine Device (IUD). Kondom terbuat dari karet yang sangat tipis tetapi
sangat kuat. Kondom ini dikenakan oleh pria saat akan berhubungan seksual dan
mencegah bertemunya sperma dengan ovum. Kondom mempunyai daya efektivitas
sekitar 90% untuk menghindari terjadinya pembuahan.
Diafragma
terbuat dari karet yang sangat tipis. Diafragma ini menutup uterus dan tuba
fallopii untuk mencegah agar sperma tidak memasuki uterus. Diafragma mempunyai
efektivitas sekitar 90% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
Selain
kondom dan diafragma, alat kontrasepsi yang bersifat mekanik lainnya adalah IUD
yang dipasang di uterus untuk mencegah implantasi zigot dan mencegah terjadinya
pembuahan. Tidak seperti kondom dan diafragma, alat ini mempunyai efektivitas
sekitar 98% untuk mencegah terjadinya pembuahan.
2.3.3 Proses
Sosialisasi Keluarga Bahagia dan Sejahtera
Proses
sosialisasi menurut Yaumil Agoes Akhir (1995 : 6) adalah suatu proses
menjadikan seseorang dalam hal ini anak, tumbuh dan berkembang sebagai warga
masyarakat yang memahami, menghayati dan bertingkah laku sesuai dengan
kebiasaan dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Tujuan dari proses
sosialisasi adalah agar anak dapat hidup secara serasi, selaras dan seimbang
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Salah
satu fungsi keluarga dalam kehidupan masyarakat yang sangat penting adalah
fungsi sebagai pemeran untuk menyosialisasikan anak, karena kepribadian seorang
anak sebagai makhluk sosial terjadi secara berkesinambungan sejak ia
dilahirkan. Proses sosialisasi ini sangat tergantung kepada binaan orang
tuanya. Orangtua hendaknya mengajrkan nilai dan norma yang berlaku dalam
kehidupan bermasyarakat sesuai tempat tinggalnya.
Pada
tahap awal perkembangannya, anak akan meniru segala sesuatu yang didengar dan
dilihat atau yang dilakukan oleh orang lain. Dengan demikian sudah seharusnya
orang tua memberikan contoh-contoh yang baik kepada anak dan memberikan
pemahaman terhadap hal-hal yang kurang baik. Proses sosialisasi dalam keluarga
akan menimbulkan timbal balik antara anak dengan anggota keluarga, hal inilah
yang disebut dengan interaksi.
Dalam
proses sosialisasi sudah seharusnya mengajarkan dan menerapkan nilai keagamaan,
agar anak dapat menjalani kehidupan dunia dan akhirat secara benar. Sosialisasi
lainnya selain keagamaan, adalah sosialisasi nilai-nilai budaya yang mencakup
sebagai berikut.
1)
Budi pekerti yang luhur.
2)
Sikap merendah (bukan rendah
diri) seperti tidak sombong dan tidak pamer.
3)
Sikap sabar dan ulet.
4)
Sikap teliti, rapi, cermat dan
sempurna.
5)
Memiliki tata krama yang baik.
6)
Gotong-royong.
Faktor
lingkungan juga akan memperngaruhi kepribadian anak dalam proses pertumbuhan
dan perkembangannya. Dalam hal ini orang tua hendaknya memperhatikan dan
menyesuaikan diri dengan peranan dan fungsinya sebagai tokoh yang ditiru anak
baik dalam keadaan berhasil maupun dalam keadaan gagal, yang mengawasi anak
dalam pengertian, pengarahan dan pengendalian.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Manusia
merupakan organisme yang reproduksinya hanya dilakukan secara generatif. Organ
reproduksi laki-laki dan organ reproduksi perempuan memiliki struktur dan
fungsi yang berbeda, tetapi ada persamaan homolognya. Organ reproduksi ini
harus dijaga kesehatannya, agar tidak terjadi penyakit kelamin.
2. Makhluk
hidup adalah makhluk yang memiliki kode genetik. Kode genetik ini diperoleh
dari hasil pembuahan orang tuanya. Setiap makhluk memiliki kode genetik
berbeda. Manusia saja, memiliki kode genetik yang berbeda-beda tetapi kode
gentik tersebut tetap dalam jumlah yang sama yaitu 46 kromoson atau 23 pasang
kromosom.
3. Keluarga
adalah unit terkecil dalm masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan
anaknya. Keluarga ini dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah dan mampu
memenuhi kebutuhan spiritual dan materil yang layak serta bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Keluarga juga memegang peranan penting dalam proses pembentukan
kepribadian anak yang sesuai dengan masyarakat.
3.2
Saran
Sebaiknya dalam penyusunan
makalah ini membutuhkan referensi buku dan sumber yang sangat mendukung, agar
tercapai makalah yang sesuai keinginan dan kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Diastuti, Renni. 2009. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.
Ferdinan, Fictor, dkk. 2009.
Praktis Belajar Biolagi 3. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Firmansyah, Rikky, dkk.
2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 3. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Hanum, Latifah Eva, dkk.
2009. Biologi 2 Kelas XI SMA/MA.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.
Purnomo, dkk. 2009. Biologi Untuk Kelas XI SMA. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.
Rochmah, Siti Nur, dkk.
2009. Biologi SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.
Subardi, dkk. 2009. Biologi 3 untuk SMA/MA. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan nasional.
Suwarna. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk
SMA&MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
nasional.